Re-launching SAQINA.COM

Re-launching SAQINA.COM
Bisnis online sering dibayangkan mudah. Namun kami ingin mengelolanya sebaik toko-toko offline kami.

Friday, December 19, 2008

NALO : No Action Learn Only


Saya tertawa membaca judul diatas, yang saya dapatkan dari salah satu komentar di blog saya. Selama ini saya taunya cuman NATO, No Action Talk Only.

Ternyata kalau kita kumpulin semua singkatan lucu yang berawal dari No Action itu banyak sekali.

NANO : No Action Networking Only.
yang penting kenalan banyak broo .. khan silaturrahmi …

NAMO : No Action Milis Only
aku ini udah ikutan milis sejak 2006 loh … sering posting lagi..

NAFO : No Action Facebook Only
lihat nih, temenku banyak khan ? beken-2 dan milyader loh

NAAO : No Action Attend Only
gue sih yang penting setor muka !

NAWO : No Action Watch Only
Asik juga ya lihat temen-2 pada sukses …

NATO : No Action Talk Only
yang penting sih ngobrol .. curhat apa nggosip ??

NALO : No Action Learn Only
yang penting aku udah belajar loh … sampai kapan ???

NASO : No Action Seminars Only
aku sih mau ngumpulin sertifikat dulu …

NAWO : No Action Workshop Only
Aku harus ikut workshop apa lagi yaa???

NADO : No Action Dream Only :
aku udah nulis di 100 Dream book loh

NAIO : No Action Ideas Only
wah, aku udah punya ide besar, orisinil, totally new !

NAPO : No Action Plan Only
Siip …aku udah bikin business plan 30 halaman !

NAEO : No Action Excuse Only
wah, ternyata jadi pengusaha susah !

Ada yang mau menambahkan ???

Tambahan dari Pak Hadi Kuntoro :
NABO : No Action Blog Only
Action-nya entar2an deh..yang penting sudah ada lompatan sangat besar...membuat Blog, ujung2nya bingung mau nulis apa..hehehe.

NABO : No Action Believe Only
NABO : No Action Businessconference Only
NAPO : No Action Pray Only
NAFO : No Action Jum'atforum Only

Tambahan dari Pak Abduh
NAPAS : No Action PAS-pasan Only.
NAKAL : No Action KALah only.
NAMPAR : No Action terlemPAR only.
NANGIS : No Action ya naNGIS beneran.

Tambahan dari ylabdo@yahoo.com
NANA = No Action No Action

Tambahan dari sumarketer@yahoo.com
NANO = No Action Nanya Only

Tambahan dari Pak Satrio
NANA : No Action No Affirmation

Tambahan dari Pak Adzan Wahyu
NALO : No Action LOA Only

Tambahan dari teh Iis (Media Indonesia)
NANO : No Action Nulis Only

Tahun 2008 sudah hampir tutup buku. Saatnya REFLEKSI. Adakah diantara kita yang sudah terlalu sering No Action …. Only ? Apakah akan kita ulang di tahun 2009 mendatang … ayo broo … cuman Action yang bisa membuat kita berubah !

Salam Action
rosihan

Monday, December 15, 2008

Mendulang Rupiah Toko Fesyen Daring

*Daring = Online
Di-copy dari Koran Media Indonesia
Minggu, 14 Desember 2008 00:01 WIB

Toko Online : Belanja lewat internet ternyata memiliki prospek bagus ke depan. Pasalnya pengguna internet terus meningkat, biaya akses makin murah dan mudah. (ilustrasi toko online www.saqina.com dan salah satu produk busana).

Internet kini menjadi tulang punggung pemasaran produk, tidak terkecuali untuk bisnis fesyen. Peluang bisnis ini ditangkap para pengusaha fesyen. MEMBACA berita di media dotcom, itu sih sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Membeli buku lewat toko daring, itu juga jamak. Sesudah pilih judul dan cocokkan harga, bisa langsung transfer uang dan menunggu buku pesanan dikirim.

Tapi, bagaimana dengan beli baju di toko maya? Bukankah membeli baju identik dengan kegiatan rekreasi. Sembari jalan-jalan ke mal dan mesti diawali dengan pandangan, sentuhan, dan diakhiri dengan acara mengepas di fitting room, baru kemudian membayarnya di meja kasir?

Tanyakan itu pada Agustav Alvi, pemilik Dromedary Collection ini. Ia mengaku menggunakan toko online-nya sebagai tulang punggung pemasaran pakaian anak muslim yang diproduksinya. Kendati ia juga masih menggunakan sistem keagenan, kontribusi penjualan via toko daringnya tak bisa dipandang sebelah mata.

"Total produksi kita 3.000 pieces setiap bulannya. Kita pakai sistem penjualan keagenan dan online. Jadi, orang tinggal lihat di website, pilih produk, pesan via online, transfer lalu kita kirim barangnya. Mereka bisa belanja sebagai agen atau juga ritel," kata Agustaf yang mengaku berkat toko daringnya ia punya pembeli dari Malaysia hingga Eropa.

Peluang bisnis ini ditangkap oleh sebagian pengusaha yang menurut pakar marketing Hermawan Kertajaya menggunakan gaya new wave marketing, gelombang pemasaran baru di dunia pemasaran yang memasukkan teknologi informasi sebagai tulang punggung penjualan mereka.

Muhammad Rosihan, pemilik Saqina.com yang juga mantan profesional di bidang teknologi informasi, telah membuktikannya. Toko online memiliki prospek bagus ke depan. Pasalnya pengguna internet terus meningkat, biaya akses makin murah dan mudah. Hasil survei saat ini, 44% dari 32 juta pengguna internet mengakses internet setiap hari. Sebanyak 70%-nya mengakses rata-rata 2 jam per hari.

"Ini mendekati kebiasaan menonton TV. Sedangkan sisanya mengakses internet dua hingga tiga kali seminggu, selama 1 hingga 2 jam," kata Rosihan meyakinkan.

Artinya ada sekumpulan calon pelanggan potensial di internet yang bisa ditarget. Dan kabar baiknya lagi, pengguna internet ini daya belinya cukup baik. Pola belanja masyarakat sekarang pun sudah berubah. Berbeda dengan cara belanja masyarakat dulu yang belum bisa yakin dengan produk yang dibelinya sebelum ia datang dan melihat barang dengan langsung.

"Alasan mereka, waktu dan praktis. Cukup dengan duduk di depan komputer, bayar dan pesanan mereka pun datang. Kan semua model ada keterangan bahan, ukuran yang detail, warna dan keterangan yang jelas, juga jaminan pengembalian," jelas Rosihan.


Pasar potensial


Jika Agustav memadukan bisnis toko daringnya dengan usaha konveksi dan merek fesyen yang dirintisnya, Rosihan menggabungkan saqina.com dengan toko darat yang didirikannya di beberapa kota.

"Beda dengan toko offline Saqina yang market-nya terbatas, hanya di kabupaten atau kota tertentu, Saqina.com bisa diakses oleh konsumen dari belahan dunia mana pun. Potensi market size-nya adalah 32 juta pengguna internet di Indonesia," kata Rosihan.

Berbisnis online juga efektif buat mereka yang belum mampu atau memang tak berminat mengalokasikan modalnya buat sewa kios yang konon kerap menjerat leher para pedagang. Jadi, kuncinya jeli memilih penyuplai buat toko, carilah pemasok yang memberikan diskon yang memadai buat memutar roda bisnis.

Merek busana muslim Manet yang didirikan Badroni Yuzirman, misalnya, bahkan memberlakukan aturan tukar barang dan uang kembali pada agennya. Kendati kelenturan ini disertai syarat tertentu, ini jelas membuat para agennya lebih nyaman. Ini yang membuat Manet kini punya ratusan agen yang setia.

Pebisnis toko daring, kata Agustaf, mestinya juga tak berhenti dengan hanya memajang barang dagangan di situsnya. Agustaf mengaku ia juga mengoptimalkan internet buat melakukan ekspansi buat bisnis fesyennya sekaligus mendiversifikasi usahanya. Anda tertarik?

Gusvarice/Zat/M-3

salam sukses
rosihan

thanks berat dari dunia entrepreneur buat Media Indonesia.

Tips : Agar Bisnis Fesyen Daring Laris Manis

Di-copy dari Media Indonesia.
Minggu, 14 Desember 2008 00:01 WIB

1. Pilih fasilitas toko daring sesuai kemampuan dan kemauan Anda. Bisa gratisan, seperti di blogger.com, multiply.com, atau wordpress.com yang bisa direnovasi jadi toko online. Lebih murah, sederhana, dan cocok untuk pemula. Alternatif lain, fasilitas berbayar dengan modal Rp250 ribu per tahun, Anda sudah punya sebuah toko. Dana itu digunakan untuk pembelian nama domain serta hosting selama setahun.

2. Tumbuhkan kepercayaan konsumen dengan menunjukkan identitas Anda dengan jelas. Sebaiknya mencantumkan nama, alamat lengkap, bahkan foto Anda.

3. Gaul di internet, aktif dalam mills dan blog sehingga makin dikenal para penggila internet.

4. Coba berikan tips dan trik unik yang berhubungan dengan barang yang Anda tawarkan. Seperti, newsletter yang terkait dengan produk Anda. Jangan hanya mengisi toko dengan pajangan produk.

5. Bergaul akrab dengan Google, sering meng-up date data dalam toko online Anda untuk menaikkan peringkat google Anda.

6. Membangun kredibilitas. Jangan hanya menjadi penjual, Anda harus menjadi ahli dari produk yang Anda tawarkan.

7. Anda bisa menampilkan testimoni dari pembeli, dengan begitu akan memberikan gambaran bahwa banyak yang menyukai toko online Anda.

8. Buatlah pengunjung dan pembeli toko online kita nyaman dengan menyediakan informasi penting yang harus diketahui pengunjung tentang toko dan baju yang Anda jual. Seperti, keterangan detil tentang tiap-tiap produk yang Anda tawarkan, ukuran, bahan, dan warna.

9. Tingkatkan jumlah pengunjung dengan promosi online melalui media-media iklan baris, baik yang gratis maupun berbayar.

10. Manjakan pembeli dengan penawaran-penawaran yang fantastik, seperti potongan harga dan hadiah.

11. Bertukar link banner dengan sesama toko online dan relasi Anda.

12. Promosi offline, memanfaatkan kendaraan Anda atau teman, seragam kerja karyawan, kop surat, amplop, nota, kartu nama, hadiah, atau suvenir dengan memasang nama toko online Anda.

(M-3)

salam sukses
rosihan

thanks berat dari dunia entrepreneur buat Media Indonesia.

Sunday, November 30, 2008

Maaf, Saya bukan Orang Gajian Lagi

Di-copy dari Koran Media Indonesia
Edisi Cetak : Minggu, 30 November 2008

BERPINDAH status dari orang gajian menjadi pengusaha membutuhkan persiapan mental dan strategi yang matang.
Keterbatasan modal bukan halangan.

Posisinya sebagai project manager membuat Mohamad Rosihan, 36, tahu betul jika dengan hanya dua proyek besar, perusahaan tempatnya bekerja bisa menutup biaya operasi selama setahun penuh. Tak puas hanya menikmati cipratan proyek itu saat gajian, Rosihan pun segera memutuskan untuk pindah kuadran. Namun, ia mengaku cukup hati-hati untuk berpindah status, dari seorang pekerja jadi pebisnis.

Alumnus Institut Teknologi Bandung ini terlebih dahulu menguji kemampuannya sebagai seorang self employee pada bisnis konsultan teknologi informasi yang dikelolanya sejak 2002. "Modalnya, sebuah proyek senilai Rp30 juta, saya pikir cara ini bisa membuat saya memperoleh seluruh nilai proyek, tak seperti pekerja yang cuma dapat gaji," kata Rosihan.

Selama setahun ia mencicipi pengalaman repotnya mempekerjakan diri sendiri pada bisnis yang dikelolanya. "Namanya berbisnis di sektor jasa yang knowledge based itu memang akan melelahkan. Semuanya bergantung pada kita, proses pendelegasian berjalan lamban dan sulit," kata Rosihan.

Karena sadar bahwa keleluasaan mengatur waktu dan melakukan inovasi, dua hal yang selama ini diimpikannya saat mulai berbisnis, nyaris mustahil terwujud jika ia tetap bertahan di kuadran self employee. Ia pun segera banting setir. Sejak 2004, ia menggeluti bisnis ritel fesyen muslimah. "Memang harus ada shortcut, untuk beralih dari self employee menjadi seorang business owner. Orang sering heran, kok seorang dengan latar belakang teknologi informasi seperti saya bisa bisnis baju, padahal ini shortcut saya," kata Rosihan.

Bisnis barunya itu ternyata jauh lebih dahsyat daripada perkiraannya. Pendapatan 10 kali lebih besar daripada gaji berhasil dibukukannya hanya dalam waktu enam bulan. Kini di saat sepi, toko-tokonya bisa membukukan omzet Rp30 juta hingga Rp60 juta. Di saat panen Lebaran, bisa mengalirkan perputaran uang hingga Rp150 juta sampai Rp450 juta.

Jalur aman Menjalankan bisnis berbasis self employee, seperti yang dilakukan Rosihan di awal perjalanannya sebagai pengusaha, kata Aidil Akbar, Chairman International Association of Registered Financial Consultant (IRAFC), adalah langkah pindah kuadran yang paling tepat.

"Lakukan dari yang mudah dulu, beli franchise atau jadi self employee bisa jadi pilihan. Begitu pula saat akan berpindah dari tahap pekerja yang juga pebisnis sampai total fokus usaha. Buat yang biasa jadi orang gajian, semuanya harus dipersiapkan secara terencana dan bertahap, baik itu dari segi manajemen maupun keuangan," kata Indonesia Senior Partner Pavilion Wealth Management itu.

Hal senada juga diungkapkan Yanti Isa, 41, pendiri PT Magfood Inovasi Pangan. Ia baru memutuskan untuk total jenderal di bisnis bahan pangan dan makanan cepat saji setelah tujuh tahun menjalankan bisnisnya. "Padahal, setelah dua-tiga tahun, saya sudah balik modal. Karena saya ingin benar-benar menjadi business owner dulu sepenuhnya, baru saya melepas pekerjaan di tahun ketujuh," kata Yanti.

Kini, setelah tujuh tahun berbisnis, Yanti mengaku pendapatannya sebagai pebisnis belum menyamai gaji dan keuntungan yang ia terima sebagai direksi di sebuah pabrikan bahan pangan ternama. "Karena, saya memilih untuk tidak mengambil semua penerimaan dari hasil bisnis. Saya memilih untuk menginvestasikannya kembali, misalnya untuk beli properti," kata Yanti yang mengaku kini mesin bisnisnya bisa membukukan omzet Rp500 juta per bulan.

Jika Yanti menjadikan indikator statusnya sebagai business owner sebagai pertanda kapan ia melepas status pekerjanya, Ryad Kusuma, pebisnis fesyen dan saham, menjadikan ukuran omzet sebagai indikator kapan ia bisa melepas status pekerjanya. Ia memutuskan mengucapkan selamat tinggal pada kantornya setelah toko-tokonya membukukan omzet Rp200 juta per bulan. Ryad yang tergabung dalam komunitas pebisnis Tangan di Atas (TDA) kini resmi menyandang status TDA. Sebelumnya, Ryad masih tergolong amfibi, alias pekerja yang juga pebisnis. Usaha sudah di tangan, tapi kemampuan dan nyali belum mumpuni sehingga belum cukup percaya diri untuk menanggalkan status orang gajian. Sebagian anggota TDA lainnya bahkan masih berstatus 'tangan di bawah' alias (TDB), mengandalkan gaji semata buat penghidupan mereka.

Namun, sebelum mantap membuat surat pengunduran diri, seorang pebisnis pemula minimal mesti memahami dasar manajemen bisnisnya dengan tekanan pada tata kelola pemasaran dan komunikasi bisnis. Ilmu dasar itu wajib dipelajari jika memang ingin usahanya berkembang dan jadi penopang utama kehidupan mereka. Namun, tidak harus punya pengetahuan dulu baru jadi pengusaha karena pelaku usaha biasanya belajar sambil praktik di lapangan.

"Semua harus dipelajari dengan cepat dan mengaplikasikannya dengan cepat pula," kata Rosihan. Singkirkan pula mental blocking, yang menurut Yanti Isa, adalah kendala paling besar, bahkan melampaui keterbatasan modal.

Jadi, kapan Anda kirim surat resign?

(Gusvarice, Zat/M-3)

salam sukses
rosihan

Sunday, November 16, 2008

SAQINA.COM di Topik Siang AN TV

Setelah pengambilan gambar pada tanggal 8 November 2008, akhirnya http://www.saqina.com/ jadi ditayangkan pada Minggu 16 November 2008 jam di liputan Topik Siang di AN TV 11.30.

Liputan dalam segmen Yang Muda Yang Punya Usaha ini, http://www.saqina.com/ diliput dalam konteks bisnis online. Liputan yang cukup lengkap, fokus pada proses bisnis online, mulai dari pengadaan barang, pemotretan, dan tampil di webstore.


Dari sisi pelanggan, ditampilkan mulai dari belanja, pilih barang di webstore, sampai barang di-packing dan dikirim via jasa pengiriman.

Tayangan sekitar 5 menit ini terasa cukup panjang. Tampilan gambar toko online diekspos sedemikian baiknya. Juga wawancara dengan Ines ditampilkan dengan lengkap.

Berkah dari liputan ini, sama seperti Liputan TPI pada http://www.muslimdistro.com/ , adalah order yang cukup banyak. Hanya 15 menit setelah tayang. Tapi karena di AN TV tidak menayangkan No.Telepon dan HP, maka kebanyakan order via Shopping Cart. Namun beberapa yang mengetahui data contact di webstore, beberapa Call dan SMS.

Salah satu order yang cukup surprise adalah dari Brunei Darussalam. AN TV ternyata sampai Brunei. Ordernya juga langsung grosir kodian. Order ritel terbanyak dari Makassar, Medan, Bontang, Padang, Sumsel, Kerinci, dan beberapa kota lainnya.

Hikmah dari liputan ini, adalah : "Ubah Webstore Anda Sedemikian Sangat Mudah Dipahami oleh Pelanggan". Karena dari beberapa telpon yang masuk, sangat tertarik produk yang dijual, tetapi hanya bisa connect internet tetapi belum familiar dengan Webstore. Webstore kami masih dirasa sulit dipahami. … ini masukan yang sangat penting !. Thanks to our customer. Saya masih harus belajar banyak tentang webstore dan Marketing Online.

Alhamdulillah, di Tahun Tikus 2008 yang penuh keberuntungan ini, SAQINA telah diliput beberapa media. Mulai dari Tabloid Ritel, 6 halaman di Majalah Wirausaha & Keuangan (WK) pada bulan Mei, 2 halaman di Majalah PENGUSAHA dan TPI pada bulan September, dan sekarang AN TV di bulan November. Ini semua adalah berkah dari Silaturrahmi.

Bagaimana Saqina.com kok bisa diliput di 2 TV Nasional ? saya sendiri tidak tahu jawabannya. Karena pihak TV-lah yang pertama menghubungi kami, jadi kami dengan senang hati menyambutnya. Yang pasti ini adalah bentuk nyata sebuah rejeki. Jika dikonversi nilainya (dibandingkan dengan biaya tayangan iklan komersial per menit) mungkin baru terbayang nilainya. Terima kasih sebesar-besarnya untuk AN TV.

Salam sukses

rosihan

Sunday, November 9, 2008

Kunci Sukses Pedagang adalah TTM

Salah satu kunci sukses berdagang adalah Time to Market (TTM). TTM adalah ilmu manajemen yang sudah jadul, jaman dulu kita kuliah manajemen umum pasti kita pernah mempelajarinya. Walau jadul, TTM tetap sering digunakan sampai hari ini.

Definisi TTM menurut wikipedia adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sebuah produk dari mulai dipikirkan hingga siap dijual.

Tapi definisi TTM menurut pedagang adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sebuah produk dari mulai dibeli saat kulakan hingga siap dijual ditoko.

Tapi secara sederhana, praktis dan aplikatif menurut pedagang (SAQINA), TTM perlu ditambahkan TTC (Time to Cash), yaitu seberapa lama produk itu dari mulai dijual di toko sampai menjadi uang ! Jadi bukan hanya siap dijual, tapi sudah jadi uang cash !

TTM dan TTC adalah urat nadi berdagang. Semakin pendek TTM dan TTC, cashflow semakin sehat. TTM dan TTC yang pendek dapat memberikan indikasi-indikasi berikut :

- Dari aspek ragam produk, ini bisa menunjukkan pilihan-pilihan ragam produk kita tepat, bisa diserap pasar lebih cepat.

- Dari aspek tren model produk, ini bisa menunjukkan pilihan-pilihan model sesuai tren yang ada di persepsi konsumen.

- Dari aspek komposisi, ini menunjukkan kemampuan kita dalam ketepatan menentukan seberapa banyak kita kulakan produk sesuai dengan jumlah ragam, model, seri ukuran, dan seri warna produknya.

- Dari aspek alokasi budget, ini menunjukkan keakuratan kita dalam mengelola alokasi modal kulakan secara tepat untuk dibelanjakan.

TTM dan TTC yang pendek akan berdampak sangat positif seperti :

- Meningkatkan margin. Pertama karena dalam 1 masa operasional bisa memutar beberapa kali produk dengan TTM dan TTC yang pendek. Kedua, perputaran yang cepat, otomatis memberikan margin yang lebih sering.

- Meningkatkan hubungan baik dengan produsen/supplier. Hukum umum dalam berdagang, semakin sering ada beli ke satu produsen/supplier, maka akan mendapatkan beberapa privilage khusus, misal harga pokok barang lebih baik, support produk-produk terbaru, dicantumkan dalam promo mereka, dll.

- Meningkatkan citra toko kita dimata konsumen sebagai toko yang model-model produknya selalu terbaru (ikut tren), seri warna dan ukuran terlengkap, dan harga yang terjangkau (lebih murah dari lainnya). Model baru muncul di sinetron tadi malam, lusa produknya sudah ada di toko kita, dan langsung terjual melalui promosi SPG toko.

- Dan lainnya masih banyak.

Nah, apakah TTM dan TTC yang pendek sebuah toko bisa ditiru ??? ini yang tidak mudah. Butuh suatu kompetensi (pengetahuan + skill + pengalaman + ide) berdagang yang perlu jam terbang untuk mewujudkannya. Tapi jangan kuatir, semua bisa dipelajari.

TTM dan TTC akan sangat DAHSYAT bila kita gabungkan dengan CASHFLOW TORNADO. Nantikan tulisan berikutnya.

Salam sukses
Rosihan
http://www.saqina.com/


Tuesday, October 28, 2008

Terbiasa Hidup Sangsi

Film dokumenter Kantata Takwa telah dirilis. Film ini wajib saya simpan DVD-nya. Agar anak-anak saya tahu, sampai hari ini, belum ada mahakarya musik Indonesia se-kualitas Kantata Takwa. Kualitas liriknya telah menyandera jiwa.

Semua syair dalam lagu-lagu mahakarya Kantata Takwa 18 tahun lalu masih menancap tajam hari ini. Semua lagu masih saya dengarkan, dan anak-anak saya wajib mendengarkan juga. Saya bahkan menjadikan lagu “Paman Doblang” menjadi sebuah dongeng, yang saya ceritakan sambil mendengarkan lagunya.

Satu lagu ajaib yang selalu terkenang, lagu Kesaksian dari Kantata Takwa, kalimat-kalimat yang dilahirkan oleh WS Rendra, hadir dalam lirik yang dahsyat. Satu kalimat ajaib yang selalu saya ingat, adalah kalimat “Terbiasa hidup sangsi”

Ya, kalimat “Terbiasa Hidup Sangsi”. Saya sering kali menggunakannya sebagai “ejekan”. Ya, ejekan atas sikap-sikap penakut, peragu, tidak berani melangkah, tidak berani memilih, tidak berani mengambil keputusan, dan pasti tidak berani mengambil konsekuensinya.

Ya, kalimat “Terbiasa Hidup Sangsi”. ”. Saya sering kali menggunakannya sebagai kesimpulan sesaat, ketika ingin membangkitkan semangat mereka untuk menjadi pejuang kehidupan. Mereka memang dihinakan (oleh diri mereka sendiri). Mereka Tanpa daya, Ya tanpa daya (tanpa potensi, karena sepanjang waktu mereka mereduksi potensinya sendiri). Ya ..mereka-mereka itulah … yang akhirnya Terbiasa Hidup Sangsi.

Sangsi atas rahman Tuhan-nya, Sangsi atas berkah kehidupan-nya, Sangsi atas takdir Tuhan-nya. Sangsi atas bisikan jiwa-nya, Sangsi atas nikmat sehat raga-nya, Sangsi atas kekuatan pikirannya, Sangsi atas segala potensi dirinya, Sangsi atas segala peluang-nya, Sangsi atas langkah-nya, Sangsi atas hak suksesnya, Sangsi atas segala untuk diyakini-nya.

Terbiasa Hidup Sangsi … semoga tidak menjadi Sangsi Atas Segala Hal di Muka Bumi ….
Merekalah “Orang-orang yang harus dibangunkan …”

salam
rosihan

Thursday, October 23, 2008

Menutup Toko Yang Pertama Kali


Kalau Pak Perry Tristianto Raja FO pernah membuka 90-an toko dan menutup puluhan toko, maka bulan Oktober 2008 ini SAQINA Group menutup toko untuk pertama kali.

Saat ini toko kami untuk konter Baju Koko SAJIDAH (http://www.sajidah.com/) yang berada di ITC Cempaka Mas Lt.3 Blok J No.749-752 telah kami tutup. Alasannya sangat jelas, setelah kami buka sejak awal Maret, kondisi penjualan ritel disana sepi, baik pada bulan normal maupun bulan ramai pas Ramadhan.

Kontribusi penjualan ritel di konter hanya menyumbangkan 3% dari total penjualan SAJIDAH keseluruhan. Namun Alhamdulillah sekali, penjualan online dan keagenan dari kantor pusat kami di Duren Tiga Jaksel malah memberikan kontribusi 97%.

Hasil perhitungan pembukaan konter dalam status rugi, sehingga seperti anjuran Pak Perry juga, tidak perlu lama-lama, jika toko/konter ngga bagus, langsung suntik mati saja ..he..he…

Saat ini penjualan SAJIDAH kami jalankan melalui kantor pusat SAQINA dan webstore http://www.sajidah.com/, dan alhumdillah masih tetap rame karena mau musim haji. Saya sendiri sedang mencari lokasi baru untuk membuka konter SAJIDAH ini.

Menutup toko pasti ada alasannya, mari kita cari-cari alasannya, soalnya ngga enak kalau “gagal” tidak ada BEJ-nya (Blame, Excuse dan Justify) he..he…he ….

Blame = Menyalahkan orang lain.
Mungkin toko saya sepi ini karena salah SPG-nya yang kurang aktif dan pelayanan setengah hati. Atau juga salah calon pembelinya. Soalnya Baju Koko kami yang kualitas bagus sering ditawar dengan harga setengahnya (ini khas untuk pembeli di ITC), padahal harga kami harga pas ..he..he..he… Pembeli dengan mudah bisa berpindah toko karena jumlah toko kebanyakan ..

Excuse = Alasan
Mungkin produk saya terlalu bagus untuk dijual disana. Masalahnya pesaing-nya sebagian besar baju koko dan mukena made in tasik, yang harganya 1/3 harga produk saya. Jadi ngga mungkin bisa bersaing dengan sekitar. ..he..hee….

Justify = Pembenaran
Ya benar ! Mungkin toko saya salah lantai ! soalnya di lantai 3, bagian belakang lagi, jadi sepi. Pengunjung hanya mau jalan-2 di lantai dasar, lantai 1. Kalau ke lantai 3 caapek deehhhh …. Huaa ..ha..ha…

Kata Gus Dur, mau nutup toko gitu aja kok repot !

Salam sukses ..

Wednesday, October 22, 2008

Pedagang Wajib Bertahan

Saya terharu ketika membaca liputan Wapres Yusuf Kalla ketika berbicara di pertemuan Saudagar Minang. Beliau mengajak para saudagar agar tetap bersemangat dan berani berusaha. Beliau juga meminta agar para Saudagar Minang dan Saudagar Nusantara tidak hilang harapan sehingga tidak berbuat apapun menghadapi krisis keuangan global yang melanda saat ini.

Para saudagar diminta agar berusaha mengatasi dampak krisis tersebut hingga efek terasa seminim mungkin. Para saudagar juga diminta memanfaatkan situasi krisis saat ini dengan melakukan upaya dengan memberdayakan ekonomi dalam negeri sekuat tenaga.

Beliau juga mengatakan, yang harus dijaga adalah kegiatan ekonomi di pasar-pasar tradisional. Denyut nadi perekonomian di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen (Jakarta), Pasar Turi (Surabaya), Pasar Klewer (Solo) dan sentra-sentra perdagangan regional di seluruh nusantara harus tetap hidup. Selama pasar tradisional masih tetap hidup, dan berjalan normal, tidak akan terlalu besar dampaknya mengganggu perekonomian nasional.

Sebagai pedagang kecil yang kelak akan menjadi Saudagar Jawa, saya meng-amini 1000% pernyataan Wapres. Karena Wapres kita ini pengusaha, bukan birokrat, pernyataan-nya selalu praktis dan pragmatis.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai pedagang kecil ?

Pertama, lakukan efisiensi ! pasca lebaran volume jualan pasti menuju keadaan normal. Itu biasa. Tapi yang tidak biasa kali ini adalah kewajiban kita untuk efisiensi di semua pos yang mungkin. Karena diluar sana terdengar suara-suara krisis akan datang.

Kedua, tetaplah sering jalan-jalan ke pusat perkulakan. Buka diskusi dengan supplier anda, produsen, distributor. Saya yakin akan terbuka perbincangan seputar kiat-kiat mereka mensiasati keadaan saat ini. Bagaimana strategi dan produk-produk mereka kedepan. Karena jelas akan mempengaruhi produk yang akan kita jual.

Ketiga, buka komunikasi dengan beberapa pelanggan loyal. Diskusikan hal-hal yang memungkinkan kita sebagai pedagang mengetahui tingkat daya beli pelanggan kita saat ini. Saatnya kita lebih berpelukan erat dengan pelanggan loyal kita.

Ke-empat, tetap menjalankan rencana-rencana. Yang ingin ekspansi ya jalan terus. Yang ingin mencoba strategi marketing baru ya silahkan. Tidak perlu ada yang ditunggu. Tidak ada yang tahu 3-6 bulan kedepan akan terjadi krisis atau tidak, kalau krisis juga kapan berakhirnya ngga ada yang tahu juga. Yang penting adalah kehati-hatian dan terus deal dengan situasi.

Kelima, tetaplah berdagang. Saat ini diperlukan mental Pejuang Pedagang (mengutip H.Alay). Pejuang Pedagang yang selalu Bertawakal.

Salam sukses

Tuesday, September 9, 2008

MuslimDistro.com di Liputan TPI

Kamis 4 Sept 2008 minggu lalu, kami sejak pagi sekali sibuk menyiapkan display kantor pusat SAQINA untuk menjadi “Distro”. Membuat seperti toko Distro beneran. Karena jam 10 kami akan diliput TPI untuk acara Minggu Pagi jam 06.00 WIB tanggal 7 Sept 2008.


Liputan TPI cukup detil. Syuting mengambil gambar mulai dari proses disain, produksi, penjualan online sampai webstore. Terima kasih untuk Pak Irwan Rahman (TDA Network) yang bersedia menjadi figuran pemeran Pelanggan Online.

Awalnya kami biasa saja menyambut peliputan TPI ini, karena kami miskin pengalaman diliput media TV Nasional. Yang penting kami menyiapkan tampilan toko Distro sebaik mungkin, dan membantu TPI bisa mengambil gambar sesuai kebutuhan dengan kualitas yang baik.

Alhamdulillah, momen liputan TV pertama bagi bisnis SAQINA Group yang kami tunggu-tunggu muncul juga jam 06.15 di acara pagi TPI. Liputan ber-durasi 5 menit ternyata terasa cukup lama disaksikan. Tampilan toko “Muslim Distro” jadi-jadian ternyata tampil cantik di TV. Testimoni pelanggan (Pak Irwan) dan penjelasan Owner MuslimDistro (kali ini Ines yang tampil) menjadikan liputan begitu menarik. Tampilan disain kaos satu per satu dibahas oleh presenter TPI.

Yang lebih lucu adalah karyawan kami yang begitu malu tampil di TV, tapi senang karena langsung meng-SMS ortu dan sodara-2 di kampung untuk nonton TPI pagi itu. Meminjam kalimat Tukul, “horee .. anakku masuk tivi …. masuk tivi …masuk tivi …”

Liputan TPI ini ok juga, karena Alamat Lengkap, No.Telepon, HP, Contact Person dan alamat WebStore ditampilkan jelas sekali. Ini berkah Ramadhan bagi kaos dakwah kami.

Tapi yang mengejutkan, lewat 5 menit dari liputan, tiba-tiba banyak SMS dan telepon masuk ke HP kami. Mulai dari Medan, Balikpapan, Pontianak, Biak, Lampung, Semarang dan lain-lain. Hari minggu itu, kami tiba-tiba begitu sibuk melayani order kaos jarak jauh ini. Padahal stok kami sangat tidak siap. Pembelian karena dampak liputan ini lebih sulit, karena pembelian ritel jumlah kecil, tapi pembelinya banyak. Namun juga ada yang pembelian agen. Akhirnya sampai hari ini, masih banyak yang gagal kita penuhi ordernya.

Ada juga pelanggan yang langsung datang ke kantor, dan kecewa, karena tampilan “Distro” jadi-jadian yang dilihat di TV kok ngga ada ? yang ada hanya tumpukan stok. Kami terpaksa harus menjelaskan soal ini.

WebStore kami juga kebanjiran kunjungan, kami cek di web statistik kunjungan meningkat 3 kali dari sebelum liputan. Kebanyakan direct access ke alamat webstore. Pemakaian bandwidth naik 6 kali, karena banyak yang mengakses gambar disain kaos.

Hikmah yang kami dapatkan, ternyata hasil liputan TV Nasional (TPI) ini luar biasa, karena jangkauan yang luas. Kita tidak bisa menduga disaksikan oleh siapa dan dimana. Yang pasti diperlukan kesiapan kita dari aspek barang dan pelayanan.

Salam
Rosihan

Monday, August 18, 2008

Interior dan Ekterior Efektif Saat Lebaran (bag.3)

Interior dan eksterior toko adalah adalah hal utama dalam menciptakan citra toko kita. Namun tujuan utama kita membangun citra toko kita adalah :

o Membuat pelanggan tertarik untuk masuk ke toko kita.

o Membuat pelanggan yang sudah masuk ke toko lalu membeli barang dagangan kita.

o Melakukan 2 hal diatas terus menerus dengan terus memberikan layanan pelanggan yang baik.


INTERIOR TOKO

Jika 3 hal diatas sudah dilakukan, masalah manajemen ruang harus kita perhatikan. Ada 3 tujuan utama dalam manajemen ruang toko sbb:

1. Alokasi Efisien Ruang Toko

Meng-alokasikan se-efisien mungkin ruang toko untuk masing-masing kategori barang. Berikut contoh efisiensi ruang.

Misal, toko kita ukuran 3x4 m. Biasanya ada gantungan baju, lemari stok, dan pelayan toko ada dibalik lemari stok. Saat lebaran, ada baiknya singkirkan dulu lemari stok. Ganti semua display barang dengan gantungan baju. Gantungan baju panjang 1 meter, mampu menampung 25 baju. Ruang 3x4 m dapat menampung 9 gantungan baju.

Tidak ada stok di display, semua stok di gudang (ruang penyimpanan). Display setiap gantungan dipertahankan terus selalu ada 25 baju. Stok ya yang ada di gantungan. Jadi pelayan nantinya hanya konsentrasi baju yang ada di gantungan, tidak lagi sibuk berdiri – jongkok cari stok di lemari. Pelayan langsung berhadapan dengan pelanggan. Ruangan lebih luas, sirkulasi pelanggan lebih nyaman. Kontrol barang lebih mudah, sebagai pencegahan barang hilang. Jika saat agak sepi, baru menambah stok lagi ke gantungan.


2. Sirkulasi Nyaman

Membuat sirkulasi arus pelanggan senyaman mungkin adalah penting, untuk memudahkan pelanggan masuk, pilih barang dan transaksi. Sirkulasi kadang terkait dengan penempatan kategori barang. Ada 2 sirkulasi, Sirkulasi Grid (sejajar) dan Sirkulasi Free Flow. Untuk Lebaran, yang paling tepat adalah Sirkulasi Grid. Contoh gampang sirkulasi grid adalah Carrefour, Alfamart, dll.

Contoh penggunaan gantungan baju diatas adalah untuk menciptakan Sirkulasi Grid. Adapun keuntungan sirkulasi grid sbb:
o Murah
o Pelanggan terbiasa dengan pola Sirkulasi Grid
o Barang dagangan mudah terlihat per kategorinya
o Pembersihan ruangan toko juga mudah
o Keamanan barang mudah dijaga
o Memungkinkan pelanggan pilih-pilih barang sendiri


3. Membuat Pencegahan Kehilangan Barang

Potensi barang hilang saat lebaran cukup tinggi. Dilakukan oleh sindikat yang datang bergantian dalam beberapa kelompok. Toko tiba-tiba kelihatan rame, namun ternyata mereka adalah satu gerombolan sindikat. Pola sindikat yang paling gampang dilihat adalah saling merepotkan pelayan. Mereka mencoba meminta beberapa hal saat bersamaan, pada kategori barang yang berbeda. Melakukan hal-hal yang memalingkan perhatian pelayan, supaya pelayan sibuk, bahkan panik dan akhirnya lengah.

Namun, penempatan ruang yang efisien, dan sirkulasi yang memudahkan pengawasan, dapat meminimalisir kehilangan barang. Latihlah semua pelayan untuk selalu tenang melayani pelanggan. Walaupun ada pelanggan yang judes, marah-marah, nyuruh-nyuruh. Tetap tenang, perhatian penuh ke barang dan pelanggan namun tetap waspada. Jangan mudah hilang konsentrasi. Posisikan tempat duduk kasir paling tinggi, sehingga dapat meng-kontrol semua area toko. Jika toko ramai, tidak perlu semua pelayan melayani pelanggan, harus tetap ada yang free untuk mengawasi keseluruhan area toko.


EKSTERIOR TOKO

Saat lebaran, saatnya berbenah eksterior toko. Yang paling utama adalah Nama Toko. Lalu Big Banner yang menjelaskan barang dagangan, diskon, dan hal-hal yang menarik pelanggan. Tidak mahal untuk melakukan ini, cukup dengan Digital Printing 25 ribu/meter, kita bisa membuat Tampilan Depan Toko sangat heboh dan menarik pelanggan masuk toko.

Hal paling benting untuk Banner adalah konten (isi). Kita bisa belajar dari Pak Tung, Brad Sugars untuk membuat kata-kata yang menarik, yang bisa dipahami pelanggan dalam 3 detik, dan menarik pelanggan untuk masuk toko kita. Berikan tawaran marketing yang revolusioner, yang membuat pelanggan merasa rugi kalau tidak masuk dan beli di toko kita.

(nantikan bag.4 – penataan ulang barang dagangan)

Salam
Rosihan

www.saqina.com
pusat belanja busana muslim online … hadir dengan koleksi makin lengkap ! produk baru hadir setiap hari !

Wednesday, August 13, 2008

Stok Lebaran dan Ragam Dagangan Kita (bag.2)

Sebelum kita menerapkan strategi baru yang tepat menyambut Lebaran 2008 ini, ada baiknya kita siapkan Internal Toko kita sebaik-baiknya. Apa saja internal kita yang harus disiapkan ?
1. Kesiapan Stok Barang
2. Perubahan Interior dan Eksterior
3. Penataan Ulang Display Barang
4. Penambahan SDM
5. Kesiapan Operasional Lebaran


1. KESIAPAN STOK BARANG

Kesiapan stok barang untuk siap menghadapi momen Lebaran untuk setiap toko berbeda, namun intinya Stok Harus Ditingkatkan. Masalah kesiapan stok, ada beberapa yang bisa kita lakukan :

o Menambah stok barang yang selama ini terbukti laku terjual, biasanya kita sudah punya beberapa merek idaman yang terbukti laku. Idealnya stok seperti ini ditingkatkan 3-4 kalinya.

o Menambah produk baru. Produk baru bisa produk branded atau tidak. Untuk produk branded busana muslim, kita bisa melihat dari Majalah UMMI, ALIA atau PARAS. Tabloid Nova atau media lain yang biasanya pas Lebaran selalu menyajikan iklan busana muslim. Puluhan iklan busana muslim branded ada disana, dan semua produsen lagi beriklan. Jika ragu dengan produk baru, kita bisa tanya ke komunitas, siapa yang sudah pernah jual produk-2 tersebut. Tidak perlu ragu bertanya.

o Saat Lebaran adalah saat jualan busana muslim anak dan perlengkapan muslim (baju koko, mukena, peci/songkok, sarung, sajadah). Pengalaman kami, perlengkapan muslim jika disiapkan serius bisa menyumbangkan omset yang lumayan besar.

o Memperlebar rentang harga, artinya kita sebisa mungkin menyediakan produk berharga murah, sedang dan mahal. Pelanggan lebaran itu sangat beragam. Ada yang pelanggan rutin toko, tapi banyak juga pelanggan baru yang hanya belanja saat lebaran saja.

o Melengkapi varian warna dan ukuran. Idealnya stok dilengkapi per-model seri warna seri ukuran. Namun juga bisa dicampur. Perihal warna, saat Lebaran menjadi penting. Sebagai contoh, produk kerudung/jilbab saat lebaran stok kami paling lengkap dalam warna, karena banyak pelanggan beli baju lalu beli kerudung yang warnanya harus senada dengan warna baju. Kadang baju beli ditempat lain, kerudung mencari warna di toko kami. Warna jadi prioritas, model bisa apa saja. Khusus dibusana muslim, produk dengan warna yang harus kita sediakan lengkap adalah Kerudung dan Bawahan (celana/rok), karena ini produk “korban” penyesuaian dari baju/atasan.

o Kesiapan Stok = Kesiapan Budget, artinya modal harus juga disiapkan. Seperti biasa, setiap lebaran kami menggalang modal darimana saja. Bisa dari IMF (istri, mertua, family – sanak saudara), konsorsium pemodalan dari relasi, teman dan banyak sumber lain. Bisa juga KTA, kartu kredit bahkan pegadaian. Bisa juga ngutang ke supplier, alias cari barang dengan pembayaran tempo (dibayar setelah lebaran). Pedagang banyak hutang itu biasa, karena kita sudah biasa hidup dari margin hutang-hutang he..he..he..

o Alokasikan budget kulakan sesuai dengan kapasitas display barang ditoko. Display di toko busana muslim biasanya terdiri dari Kerudung/Jilbab, Blus/Atasan, Stelan & Gamis, Bawahan/Rok dan Perlengkapan Muslim (Baju Koko – Mukena – Peci – Sarung - Sajadah).

o Saat kulakan yang tepat untuk menyiapkan stok adalah bulan ini (Agustus). Stok barang di pasar grosir ataupun stok produk branded sedang full stok pada bulan ini. Lalu stok tambahan akan terus ada sampai pertengahan Ramadhan. Diatas tanggal 15 September, kondisi stok di pasar grosir bisa jadi mulai dijual stok lama. Hati-hati kulakan pada 2 minggu terakhir (15-28 September), barang stok lama akan dicoba dijual kembali oleh pedagang grosir. Produk branded kadang malah stok sudah kacau, kami sudah sering gagal order produk branded pada saat Ramadhan.


Kesiapan stok adalah hal paling penting dalam maraih omset penjualan Lebaran. Saat ini adalah saat bekerja keras mengumpulan produk dengan model terbaik. Semua produk saat ini sedang mengeluarkan produk andalannya. Jadi saat tepat kita mengumpulan produk-produk terbaik. Selamat kulakan ….

Jika stok sudah siap, bagaimana men-display barang kita dengan efektif ?

(nantikan bag.3)

Salam
Rosihan

www.saqina.com
pusat belanja busana muslim online …
hadir dengan koleksi makin lengkap ! produk baru hadir setiap hari !

Strategi Ritel Busana Menyambut Lebaran 2008 (Bag.1)

Bagi dunia retail fashion (pedagang busana), bulan Agustus dan September 2008 adalah bulan yang paling ditunggu dalam tahun 2008 ini. Jika kita hitung mundur, Lebaran 2008 tinggal 48 hari lagi, sedangkan Ramadhan tinggal 18 hari lagi.

Lebaran 2008 versi pemerintah dan Muhammadiyah, akan jatuh pada 1 Oktober 2008, dan Ramadhan 2008 akan dimulai pada 1 September 2008. Semoga tahun ini tidak ada perbedaan 1 Syawal dengan NU.

Sebagai pedagang pemula dengan toko kita yang masih kecil dan modal yang pas-pasan ini, kita harus antusias menyambut even ini dan ini saatnya bekerja keras. Namun sebelum kita bahas strategi apa yang paling tepat untuk menyambut Lebaran 2008 ini, mari kita lihat-lihat fenomena saat ini.

=> Dampak Kenaikan Harga BBM. Banyak yang bilang kalau dampak kenaikan BBM baru terasa bulan-bulan ini, karena bulan ini sedang terjadi penyesuaian. Beberapa produsen juga mulai menaikkan harga produk. Kenaikan yang merata hampir disemua kebutuhan pokok ini akan berimbas pada daya beli produk lain. Kemampuan daya beli yang rendah ini berlaku umum untuk semua produk.

=> Harga-harga untuk industri garmen saya dengar tidak stabil. Ini terjadi karena kenaikan harga bersamaan dengan permintaan bahan baku industri yang lagi tinggi. Produsen sangat berhati-hati dalam menentukan harga, juga ketika mengeluarkan produk dipasaran.

=> Juli Adalah Bulan Sekolah, dampaknya secara langsung dari jaman dulu sudah pasti kerasa. Apalagi jaman orde Reformasi ini, biaya sekolah makin mahal. Padahal sekolah itu wajib. Tidak heran jika bulan Juli banyak toko yang omsetnya terkoreksi. Awal Agustus ini belum bisa dianggap periode Lebaran. Periode belanja Lebaran baru dimulai nanti tanggal 25 Agustus.

=> Tren Diskon melanda semua peritel, coba buktikan di Ramayana, Matahari, atau di hipermarket Carrefour. Baik produk fashion maupun grocery, melakukan strategi cut pricing untuk menarik pelanggan berbelanja. Bahkan diskon dibuat harian untuk setiap kategori produk. Ini pertanda, bahwa banyak pelanggan yang price sensitive dalam membeli produk.

=> Lebaran 2008 saya istilahkan adalah lebaran 2 putaran. Putaran pertama dimulai tanggal 25 Agustus ini, karena ada yang gajian mulai tanggal 25. Banyak pelanggan pada akhir Agustus sampai awal September ini akan belanja persiapan Ramadhan.

=> Putaran kedua nanti mulai tanggal 15 – 30 September, karena THR dan Gaji September biasanya di-rapel (diberikan bersamaan). Puncak penjualan toko diperkirakan pada rentang tanggal tersebut, karena THR dan Gaji telah cair. Ini dampaknya dahsyat bagi semua pedagang, pada H-15 semua toko sudah pasti ramai.

Melihat kondisi saat ini, tidak ada yang perlu ditakutkan. Sebagai peritel, kondisi apapun didepan mata harus kita sambut dengan riang gembira, penuh berkah dan yakin omset besar didepan mata.

Lalu strategi apa yang harus kita lakukan untuk toko kecil kita ?

(nantikan bag.2)

Salam
Rosihan

www.saqina.com
pusat belanja busana muslim online …
hadir dengan koleksi makin lengkap ! produk baru hadir setiap hari !

Monday, July 7, 2008

Si Bedul dalam Kubangan Ilusi Pengetahuan

Bedul untuk kesekian kalinya pulang begitu bersemangat. Ia baru saja mengikuti forum motivasi. Seperti biasa, dalam 2x24 jam, semua keinginan untuk melakukan banyak hal kedepan begitu menggebu. Pikirannya penuh perencanaan apa yang harus ia lakukan.

Gus Pur : “Dul …wajahmu seperti sudah menikmati kesuksesan hakiki. Begitu sumringah… seperti gambaran manusia bebas finansial dalam impianmu...”

Si Bedul : “Iya Gus … saya baru saja ikut forum jumatan Gus, pembicaranya ok banget. Saya juga baru baca buku marketing yang revolusioner …. Minggu ini hebat Gus, otak-ku penuh vitamin baru … saya jadi tambah bersemangat”…

Gus Pur : (..terkekeh..kekeh ..sambil memberikan majalah SWA edisi April 2008) “Dul … kamu itu persis apa yang ditulis di artikel majalah ini. Nih baca …baca itu artikel yang judulnya - Mengapa Banyak Orang yang Tahu Tapi Tidak Melakukan? –“.

Si Bedul langsung antusias membaca begitu tahu judulnya. Gus Pur cekikikan sambil ngeloyor pergi mau bikin kopi ritualnya.

Gus Pur : “Sudah bacanya Dul … itu semua persis kamu khan. Kamu kerap merasa cukup hanya dengan mengetahui sesuatu. Kamu sudah membaca banyak buku, mengikuti berbagai forum diskusi, menghadiri berbagai pelatihan. Namun, perilaku kamu tidak juga berubah. Kamu masih tidak melakukan apa-apa.

Jelas sekali di artikel itu, “Mengetahui tidak akan pernah membawa perubahan. Mengetahui tidak akan mengubah nasib Anda. Yang akan mengubah nasib adalah melakukan!”

Jelas sekali kamu di artikel itu adalah korban “Ilusi Pengetahuan”, juga “Ilusi Perubahan” dan yang paling parah, kamu sudah bertahun-tahun menjadi korban “Zona Nyaman” seperti yang kamu jalani sehari-hari ini.

Si Bedul : “wah …edan Gus, artikel ini pendek namun langsung mengejek Gus. 1000% mengejekku … aku kok ngga sempat baca yaa”

Gus Pur : “Iya Dul … kamu terlalu sibuk mengumpulkan buku ! kalau uang-mu leluasa, pasti semua buku Kewirausahaan itu kamu borong, semua seminar kamu ikuti, setiap weekend semua forum kamu hadiri. Rak buku-mu dirumah yang nambah terus itu gambaran Ilusi Pengetahuan-mu. Kamu begitu bersemangat di jumat sore, sabtu dan minggu. Semangatmu hanya bertahan maksimal 3x24 jam. Karena senin kami kembali ke Zona Nyaman.

Bahkan buku yang baru kamu beli yang katamu Marketing yang Revolusioner itu, saya rasa hanya akan jadi korban koleksimu saja. Sudah jelas judulnya saja ada kata Revolusi … itu artinya supaya kamu melakukan dengan Cepat, Segera, dengan Cara Tidak Lazim dan Meraih Hasilnya dengan Keras. Revolusi itu keras dan penuh pengorbanan Dul. Buku itu, kalau kamu yang baca, cocoknya judulnya diganti Marketing Evolution !!!

Sudahlah Dul … bawa majalah itu, baca artikel itu 7 kali. Juga buku Marketing-mu itu, percuma kamu baca sekarang ! Buku itu hanya cocok bagi yang sudah melakukan ! kecuali kamu secara Revolusioner memang mau merubah dirimu dulu saat ini, sekarang juga !

Si Bedul ngeloyor pergi …. dalam hatinya selalu dongkol tapi rindu sama Gus Pur … dalam perjalanan pulang pikirannya ter-ngiang-ngiang kata-kata “Ilusi Pengetahuan” ….”Ilusi Perubahan” …dan “Zona Nyaman” ….

salam sukses

rosihan
www.saqina.com

Mengapa Banyak Orang yang Tahu Tapi Tidak Melakukan?

(diambil dari Rubrik Pernik pada majalah SWA No. 08/XXIV.17-29 April 2008)

Seseorang yang bijak datang ke sebuah desa dan menetap di sana untuk memberikan pencerahan. Ketika ia berceramah, orang-orang desa berduyun-duyun datang memenuhi balai desa untuk mendengarkannya. Ceramahnya sangat menarik dan membuat orang-orang tercerahkan. Karena itu, mereka selalu tak sabar menunggu datangnya minggu-minggu berikutnya. Namun, penduduk kemudian menemukan fakta: orang bijak ini ternyata selalu menyampaikan ceramah yang sama. Mereka pun curiga bahwa orang ini sebenarnya seorang penipu yang hanya mengetahui satu ceramah.

Tak dapat lagi menahan kesabaran, penduduk desa beramai-ramai mendatangi orang bijak ini dan bertanya, “Tak dapatkah Anda menyampaikan ceramah yang lain?” Ditanya demikian, orang bijak hanya tersenyum. “Saya belum melihat Anda melakukan apa yang saya sampaikan dalam ceramah pertama,” katanya. “Jadi, mengapa saya harus membebani Anda dengan hal yang lain?”

Apa yang dikatakan orang bijak tersebut sebetulnya sering kita alami. Banyak di antara kita yang kerap merasa cukup hanya dengan mengetahui sesuatu. Kita membaca banyak buku, mengikuti berbagai diskusi, menghadiri berbagai pelatihan. Namun, perilaku kita tidak juga berubah. Kita tidak melakukan apa-apa. Kebiasaan lama yang tidak efektif masih terus kita jalankan. Ini tentu saja sebuah pemborosan biaya yang tidak sedikit.

Fakta ini sering dilupakan orang : mengetahui tidak akan pernah membawa perubahan. Mengetahui tidak akan mengubah nasib Anda. Yang akan mengubah nasib adalah melakukan! Namun mengapa banyak orang yang tahu, tapi tidak melakukan apa-apa?
Ada tiga hal yang menjadi penyebabnya. Pertama, karena mengetahui sering memberikan sensasi hebat. Ketika mengetahui sesuatu, Anda merasa berada di atas kebanyakan orang. Mengetahui menimbulkan kebanggaan tersendiri. Inilah yang sering disebut sebagai “Ilusi Pengetahuan”. Ilusi ini berbunyi: kita sudah berubah hanya dengan mengetahui.

Mengetahui memang sering memberikan jebakan tersendiri berupa perasaan aman dan nyaman. Dengan mengetahui kita menjadi lebih percaya diri karena merasa siap menghadapi segala masalah.

Bahkan, sekadar mengumpulkan buku yang tak pernah sempat kita baca mampu memunculkan ilusi ini.

Kedua, orang tidak melakukan apa yang mereka ketahui karena mereka tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Bukankah ketika kita sehat kita tidak punya alasan yang kuat untuk berolah raga? Bukankah ketika perusahaan sedang naik daun kita merasa tidak perlu melakukan perubahan? Ini disebut “Ilusi Perubahan” yang mengatakan bahwa satu-satunya alasan yang masuk akal untuk perubahan adalah ketika terjadi krisis. Padahal, perubahan yang terjadi karena krisis pasti terasa menyakitkan, membutuhkan biaya besar, dan sering sudah terlambat. Bukankah alasan terbaik untuk melakukan perubahan adalah buat mempertahankan posisi yang sudah kita nikmati selama ini? Bukankah perubahan mestinya adalah sesuatu yang kita “haruskan” kepada diri kita sendiri, bukannya menunggu hal itu “diharuskan” oleh situasi, keadaan, pelanggan dan pesaing?

Ketiga, orang tidak melakukan apa yang sudah diketahuinya karena tidak mau meninggalkan zona nyamannya. Apa pun yang biasa kita lakukan memang menciptakan gaya gravitasi yang luar biasa. Karena itu, keinginan menerapkan sesuatu yang baru selalu menciptakan medan pertempuran dalam diri kita. Pertempuran ini sering berjalan tidak seimbang karena kebiasaan lama pasti memiliki gaya tarik yang lebih besar. Belum lagi, ada faktor lingkungan yang juga cukup besar pengaruhnya. Maka, tidak aneh bahwa pertarungan ini akan dengan mudah dimenagi kebiasaan-kebiasaan lama kita.

Majalah SWA

Tuesday, June 24, 2008

Franchise, BO dan Faktor Lokasi

Saqina minggu lalu mengikuti Pameran Franchise di JCC. Saya berterima kasih kepada Dep. Perdagangan RI, juga kepada Rakyat Indonesia, karena kehadiran Saqina di pameran itu mungkin dibiayai oleh uang rakyat melalui APBN. Thanks berat juga kepada para fasilitator, yaitu Pak Burang IFBM, TDA, dan mbak Yulia Moz5.

Saya termasuk pengamat brosur setiap pameran Franchise/BO. Setiap tahun mengumpulkan minim 2 set brosur semua peserta. Saya senang mengamati berbagai hal baru dalam setiap penawaran bisnis franchise/BO. Ada beberapa benang merah dari setiap penawaran bisnis Franchise/BO, yaitu adanya Fee (Franchise Fee, BO Fee), biaya membeli sistem bisnis yang didalamnya tercantum sederet list sistem bisnis, royalti, support dan jangka waktu.

Namun sepertinya semua sepakat, bahwa LOKASI ada diluar sistem bisnis. Karena hampir semua franchisor/BO menegaskan bahwa semua biaya yang tercantum di brosur, itu diluar LOKASI dan juga renovasinya.

Jika Anda sempat hadir dipameran, maka Anda akan menemukan hampir sebagian besar Franchise/BO adalah BISNIS RITEL (makanan, resto, grocery, fashion, dll). Dalam Hukum Manajemen Ritel, sudah sangat jelas ditegaskan, salah tiga dari faktor penentu utama kesuksesan bisnis ritel adalah LOKASI, LOKASI dan LOKASI. Tapi mengapa para Franchisor/BO (termasuk Saqina) tidak memasukkan biaya lokasi ada di brosur mereka ?

Ya, karena hukum lokasi itu jelas. Lokasi Strategis = Mahal. Lokasi Tidak Strategis = Gratis. Jika aspek lokasi dimasukkan, tentunya biaya bisnis yang terlihat diawal pasti lebih besar, dan ini tentunya “tidak menjual”. Psikologis pembaca brosur diharapkan melihat bahwa untuk memulai bisnis ini murah, tidak butuh modal besar (yang kadang diterjemahkan “beresiko rendah”). Apalagi di-iming-iming dengan BEP yang cepat.

Sebagai contoh, untuk buka toko busana muslim, bisa dengan investasi hanya 100juta. Tapi jika ingin bagus prospeknya, lokasi memang biasanya harus bagus. Lokasi yang bagus, sewanya bisa 40 juta pertahun. Kalau sewa minim 2 tahun, artinya sudah 80 juta hanya untuk lokasi, dan itu harus dibayar dimuka. Saya paling sering terpaksa kompromi untuk masalah lokasi.

Biaya lokasi bisa hampir sama, sama atau bahkan lebih besar dari bisnisnya sendiri. Padahal seringkali hitungan brosur dengan BEP-nya tidak mengikutsertakan hitungan biaya lokasi. Hitungan BEP di brosur itu kita juga tidak tahu, kira-kira kok bisa BEP cepat itu dijalankan di lokasi yang seperti apa yaa. Itu yang wajib ditanyakan oleh peminat franchise/BO.

Setiap bisnis ritel punya “kriteria lokasi strategisnya masing-masing”. Bagi saya, memahami kriteria lokasi strategis, lalu mendapatkan lokasi yang strategis terlebih dahulu, jauh lebih penting. Karena membeli bisnis dari penyedia bisnis (franchisor/BO) itu mudah, sedangkan mendapatkan lokasi strategis itu susah.

Lokasi strategis itu jarang tersedia. Coba temukan lokasi-lokasi yang menurut Anda strategis, pasti sudah ditempati bisnis, dan mereka betah bertahun-tahun disana. Belum tentu jika Anda punya uang bisa dengan mudah mendapatkannya.

Membeli Franchise/BO dari para penyedia yang sudah proven itu mudah dan potensi suksesnya tinggi. Tapi sukses tidaknya salah satunya tergantung pada lokasi dimana Anda menjalankannya. Banyak pengunjung pameran mengaku sudah punya lokasi, tapi masih bingung mau bisnis ritel apa. Saya coba menebak, jangan-jangan lokasinya memang tidak strategis. Kalau strategis, mestinya mau bisnis ritel apa saja bisa dicoba. Atau mungkin mau mencari bisnis yang bisa meningkatkan lokasinya menjadi strategis ? wah, kalau bisa seperti itu, pasti perlu waktu.

Tapi ngga usah kuatir, rejeki kita yang diturunkan dari jalur bisnis bisa tidak tergantung dari teori yang tertulis diatas. Saya yakin kita punya banyak cara untuk sukses bisnis. Bukankah kita sudah yakin bahwa Reason, Dream, Belief, Strategy, Action dan Kepasrahan kita bisa mengatasi segala tantangan yang muncul ?

Salam sukses

Thursday, June 5, 2008

Menyekolahkan Anak Cara Enterpreneur

Bulan ini adalah musim pening kepala para orang tua. Semua karena masalah sekolah anak. Semua masalah sekolah, ujungnya adalah masalah biaya, masalah uang. Mulai dari uang pendaftaran, uang seragam,uang bulanan, uang transport, uang eskul, uang jajan, dan sederet uang pernik-pernik lainnya.

Jika dihitung dalam 1 tahun biaya operasional sekolah, seringkali kita terkaget-kaget, apalagi jika kita menghitungnya sangat detil, setiap potensi pengeluaran yang terkait dengan sekolah kita coba hitung. So what gitu loh ….

Pernah dengar cerita seperti ini ?

“Oh ..si Doktor Budi itu anaknya tukang sayur loh, dulu bapaknya kerja sejak dinihari demi menyekolahkan anaknya …”

“Oh si Insinyur Tono itu anaknya tukang becak loh, bapaknya mbecak sambil jualan rokok, ibunya tukang cari daun jati yang tiap pagi dijual ke pasar. Anaknya 5 sarjana semua, semua jadi orang sukses …”

“Oh si Dokter Andi itu dari kecil sudah yatim. Ayahnya meninggal ketika dia balita. Ibunya yang janda bekerja serabutan, buka warung makan, sampai bisa menyekolahkan 3 anaknya. Dua orang jadi dokter dan seorang nerusin warung makan. Sekarang malah sudah punya restoran….”

“Oh ..si Agus itu bapaknya bengkel kecil, dulu kecilnya Agus setiap hari bantuin bapaknya. Sekarang di punya pabrik spare part motor … alhamdulillah, bapak-nya mati-matian nyekolahin dia “

Ketiga cerita tadi, tidak lain intinya adalah cerita perjuangan. Semua orang tua mereka adalah pejuang-pejuang yang mempunyai cita-cita sederhana, namun jelas. Yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya, dengan segala daya upaya penuh kepasrahan kepada Sang Kuasa.

Cerita seperti diatas adalah buah dari enterpreneurship. Sebuah kewirausahaan yang alami, yang ndheso, yang katro’, yang gak banyak omong dan wacana. Sebuah kewirausahaan yang Reason dan Dream-nya diperoleh dari keheningan desa, dan pemahaman atas hakekat kehidupan yang lebih alami. Reason-nya simpel, tapi kuat, fundamental, sehingga Dream-nya MASIF ! bukan pepesan kosong !

“aku gak kepingin anak-ku mbecak, cukup aku aja sing mbecak”

“wis, cukup aku saja sing lulusan SD, anak-ku harus sekolah tinggi”

“ngga perduli rumah gedek, setiap hari ngontel ke pasar, sing penting anak-ku sarjana!”

“nak, walaupun ibu cuman mantri desa, kamu harus jadi dokter, supaya orang-orang desa ini bisa kita bantu lebih baik …”

Mereka menemukan Reason & Dream yang Sederhana namun Fundamental, bukan secara instant! Bukan karena Seminar Cepat Kaya, bukan karena buku Jalur Cepat Kaya, tetapi karena berhasil memahami keadaannya saat itu, dan mencoba berpikir sederhana tentang hakekat kehidupannya. Mencoba menuliskan mimpi sederhana tentang anak-anaknya. Namun dahsyat dalam implikasi kehidupannya.

Jadi, kalau kita sudah punya tekad menyekolahkan anak-anak kita, setinggi-tingginya, enterpreneurship adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh. Hitungan linier atas penghasilan kita perbulan sangat muskil bisa meraih impian itu. Namun enterpreneurship bisa memberikan peluang penghasilan yang eksponensial, walau kadang bisa seperti gelombang amplitudo yang naik turun.

Bagi yang masih sulit mencari Reason dan Dream untuk terjun ke dunia Enterpreneur, bangunlah di tengah malam, pandangi anak-anak kita dalam lelap tidurnya, pandangilah wajah-wajah tanpa dosa itu, bermunajatlah kepada Sang Kuasa, temukan hakekat amanah yang sesungguhnya atas kehadiran anak-anak kita, temukan tanggung jawab apa yang diwajibkan ke kita atas anak-anak kita …. Semoga Reason dan Dream itu dihadirkan oleh Sang Kuasa

“Duh Gusti Alloh, sekarang yang penting aku usaha halal apa aja, yang penting anak-anakku bisa sekolah tinggi, jadi manusia yang Kamu kehendaki ……., berkahi semua langkah usahaku ” sang enterpreneur mengakhiri doa dalam sujudnya.

[tulisan ini saya persembahkan untuk Ayahku H. Ridwan Bakar, seorang enterpreneur, hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR). Mulai berwirausaha sejak umur 10 tahun, menjadi pedagang asongan rokok diperempatan. Menjadi pedagang busana dari mulai lapak sampai toko dipasar tradisional Jombang Jatim sejak tahun 1949-1994. Ya Alloh, ampuni segala dosa Ayahanda, ketika dalam setiap usahanya membesarkan kami. Amin]

Salam
Rosihan

Monday, June 2, 2008

Meningkatkan Top Of Mind Awareness

Definisi TOMA search di paman Google :

“Top Of Mind Awareness (TOMA) is a way to measure how well brands rank in the minds of consumers.”

“Top of Mind Awareness has a big correlation with the market share of a product.”

“Saat anda dibawah terik matahari, saat rasa haus mulai menyerang, apa yang ada di pikiran Anda saat itu, bisa jadi Anda memikirkan Air Mineral, yang ada dipikiran Anda saat itu Pasti Aqua. Atau saat memikirkan soft drink yang ada di pikiran pasti Coca-cola bukan merk lain. Inilah yang dimaksud dengan TOM. (Top Of Mind)”


TOMA dan Toko Kecil Kita

Apa kaitannya dengan toko eceran kita yang masih kecil ini ? ya pasti sangat berhubungan dengan cita-cita toko kita mempunyai TOMA yang tinggi dilingkungan kita.

TOMA sebenarnya bukan hal baru, sudah sejak jaman dulu, apalagi yang tinggal di kampung, atau di Kabupaten/Kota.

Coba ingat waktu kita masih tinggal di Kabupaten/Kota, setiap orang tua kita, tetangga kita, teman kita, mau beli sesuatu, pasti sudah ada “toko rujukan” yang secara konvensi sudah menjadi pengetahuan umum. Contohnya sebagai berikut :

Mau beli buku … oh ke “Toko Aksara” saja, disana lengkap.

Mau beli sepatu … oh ke “Toko Bata” saja, sepatunya murah dan kuat …

Mau beli alat elektronik …. oh ke “Toko Sinar Jaya” aja ..disana semua merek ada …

Mau beli alat rumah tangga … oh ke “Toko Jaya Abadi” ..disana murah …

Mau beli bahan bangunan … oh ke “Toko Bagun Jaya” saja … komplit dan murah, kalau tukang bisa ngutang..

Mau cetak foto …oh ke “Toko Kodak Jaya” aja, hasilnya bagus dan cepat jadinya …

Mau beli kue …oh ke “Toko Lumayan” aja … jajanannya lengkap ..lumayan enak …

Mau ke salon …oh ke “Salon Cantika” aja, pelayanannya baik sekali …

Intinya, di lingkungan kampung, kabupaten/kota, atau kawasan, atau suatu area dalam radius 10-20 km, selalu ada toko rujukan yang memang sudah diketahui oleh masyarakat disitu jika masyarakat ingin beli sesuatu yang agak khusus.

Toko-toko rujukan biasanya tidak banyak, polanya selalu ada yang toko paling besar dan paling lengkap, toko sedang dan toko kecil. Toko yang paling besar biasanya memang pemain lama di bisnis itu. Toko yang sedang dan toko kecil adalah follower-nya. Tapi kadang yang sedang dan kecil ini mencoba jualan yang agak berbeda dengan yang besar. Tapi yang pasti, mereka bisa bertahan dalam kancah bisnis dikawasan yang tidak terlalu luas tersebut.

Jika toko kita sudah memiliki TOMA yang tinggi dilingkungan kita, akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang untuk toko kita. Namun, bagaimana caranya toko kecil kita ini bisa mempunyai TOMA yang tinggi dimata pelanggan ?

Cara Kuno dan Murah Meningkatkan TOMA

Pasang Spanduk
Spanduk masih ok sebagai media peningkatan TOMA. Buktinya ? semua calon Pilkada di daerah memanfaatkan spanduk untuk membangun TOMA Wajah mereka, supaya dikenal rakyat. So, kita bisa buat spanduk di sudut-sudut jalan arah masuk kota, dan arah keluar kota/kawasan. Biasanya spanduk pajaknya tidak mahal. Biaya cetak spanduk pakai digital printing juga hanya 25ribu per meter. Yang paling perlu kita pelajari adalah cara “bikin kata-kata ajaib” yang mampu dipahami dalam 3 detik, dan sangat menarik.

Iklan Radio FM/AM
Kalau di Jakarta, radio FM adalah Raja. Tapi di daerah, radio AM atau radio Kabupaten/Kota justru jadi raja. Ada juga radio FM yang mulai masuk ke kabupaten. Iklan di radio daerah murah, dalam bentuk paket beberapa kali tayang malah lebih murah. Yang perlu kita pelajari adalah “cara bikin iklan ajaib”. Bisa pakai bahasa daerah, atau bahasa yang paling dimengerti dikawasan itu.

Iklan di Koran Daerah
Berkah otonomi daerah adalah munculnya koran, media iklan dan tabloid daerah. Media dengan oplah dan daya edar terbatas di kawasan/kabupaten ini masif, mampu menjangkau semua kawasan terbatas itu. Ini media iklan yang murah, namun efektif untuk dicoba.

Sebar Brosur ke Target Market
Sebar brosur sangat mudah untuk satu kawasan. Kita tinggal mencari titik-titik pelayanan umum dikawasan tersebut. Apa itu ? Bank, Rumah Sakit, Kantor Dinas Daerah, Kantor Polisi, Pasar/Mal, Sekolah TK/Preschool, dan lain-lain cari sendiri yaa …

Setelah melakukan aktifitas itu, coba bandingkan Visitor Sebelum dan Sesudah. Lalu juga Transaksi, juga Conversion Rate. Lalu ..ya ..analisis sendiri aja apa yang perlu …

Salam sukses …

NEW WEBSTORE : WWW.SAQINA.COM

Rosihan

Tuesday, May 20, 2008

Dampak Kenaikan Harga BBM ke Toko Ritel

Kenaikan harga BBM bukan sesuatu yang baru, dulu-dulu sudah pernah terjadi. Pokoknya setiap ada kenaikan harga komoditas penting, pasti ada dampaknya, khususnya di sektor riil, lebih khusus lagi di sektor ritel, perdagangan grosir dan eceran.

Kalau jaman Orde Baru ketika harga BBM stabil karena disubsidi, kenaikan gaji PNS saja bisa mengubah harga-harga di sektor ritel. Dulu sebelum kenaikan gaji PNS diumumkan, harga-harga sudah naik. Nah, di jaman orde reformasi, harga-harga lebih kalang kabut, karena salah satu sumber kenaikan harga adalah BBM yang makin hari makin tidak disubsidi.

Sebagai pedagang kecil, kita tidak punya kuasa yaa. Dilarang protes ! ini ekonomi super makro, urusannya sama spekulan global yang memainkan harga minyak dunia. Jadi kita wajib ngikut saja dan dialektis saja menghadapi apa yang akan terjadi.

Berikut pola-pola yang saya coba pahami ketika harga BBM naik, yang dampaknya pasti berimbas ke toko saya :

Dari Sisi Pelanggan

Daya beli pasti turun. Tapi ini sejenak, mungkin cuman 2 bulan. Karena pelanggan Indonesia tidak tahan untuk tidak beli-beli. Yang pasti terjadi pergeseran sementara, mungkin pelanggan kelas menengah mencari produk lebih murah namun kualitas masih bagus, tetapi pelanggan kelas bawah mencari yang paling murah. Pelanggan kelas atas yang ngga terpengaruh.

Pelanggan lagi sensitif harga, jadi maunya harga diskon terus. Jangan kaget, sebentar lagi banyak Promo “Harga Diskon”, “Beli 2 Gratis 1”, “Cuci Gudang”, “Harga Tidak Naik”. Psikologisnya selalu ingin mendapatkan harga termurah. Makanya biasanya banyak yang membuang barang lama dengan event diskon. Atau melabel dengan harga baru lalu di-diskon. So, jangan ragu kasih diskon.

Pelanggan tetap maunya barang bagus, disain ok, model terbaru, tetapi harga maunya murah. Nah, produsen biasanya pandai mensiasasti situasi ini. Kita sebagai pedagang eceran, pasti masih punya peluang besar mendapatkan model-model terbaru dengan harga terjangkau.

Tidak ada toko yang tidak menaikkan harga, sehingga pelanggan pasti akan mendapatkan harga naik pada semua pedagang eceran. Artinya, potensi pelanggan pindah toko juga kecil. Jadi jangan takut kehilangan pelanggan. So, membuat hati pelanggan lebih nyaman membeli dari kita lebih penting saat ini.

Saatnya menambah produk yang terjangkau. Ini hanya sebagai pancingan saja, supaya pelanggan merasa dapat membeli produk di toko kita. Padahal setelah melihat produk murah, biasanya tidak puas dengan kualitas produknya,ujung-ujungnya masih pengin beli yang agak mahal tapi bagus.

Yang kasihan adalah pelanggan yang memang benar-benar ngga mampu beli. Namun biasanya masih tetap ada peluang beli dengan terpaksa, yaitu pas lebaran. Untuk itu, wajib kita menyediakan barang-2 lama atau yang tidak laku dengan harga super murah.

Dari Sisi Produsen

Dari sisi produsen, yang pasti produksi tidak mungkin tutup. Produsen otomatis juga tidak langsung menaikkan harga, apalagi mempunyai stok lama bahan produksi. Produsen juga takut menaikkan harga, takut produksinya tidak terserap pasar. Jadi tidak mungkin semena-mena menaikkan harga.

Produsen pasti makin kreatif, mencoba memberikan nilai tambah produk dari aspek yang tidak menjadikan harga naik, seperti aspek disain, model dan aplikasi yang menarik. Karena mereka tahu, sebisa mungkin masih harus menyajikan produk yang terjangkau.

Produsen juga hati-hati dalam mengkomunikasikan harga ke pengecer. Produsen juga ingin membangun pengertian bersama, bahwa produsen dan pengecer harus bisa saling memahami dampak kenaikan harga.

Demikian juga pedagang bahan produksi, selama harga pabrik ngga naik, harga bahan juga cenderung tetap. Kalaupun naik pasti perlahan dan bertahap. Sektor hulu cenderung menaikkan harga bertahap.


Dari Sisi Makro

Dampak kenaikan harga BBM adalah berantai. Semua kena dampaknya. Kenaikan harga terjadi di semua komoditas. Namun semua juga sedang menuju KESEIMBANGAN BARU. Karena pada dasarkan ekonomi tidak akan berhenti. Inflansi juga pasti terjadi. Semua hanya ganti harga saja, namun ada shock disini, dan butuh waktu untuk pulih.

Namun ada sedikit penggembira, jika naik bulan Juni, kita bisa agak sedikit tidak perlu khawatir, karena bulan Juli- Desember adalah bulan belanja pemerintah. Artinya, ekonomi sudah pasti berjalan. Ingat, pertumbuhan eknomi kita sangat tergantung dari belanja pemerintah.

Kita wajib bertahan sampai event LEBARAN 2008 (bulan Oktober), karena disini tidak ada lagi pengaruh kenaikan harga BBM, semua pasti terlena dengan event belanja lebaran.

Kenaikan harga BBM bukanlah Lonceng Kematian, HUKUMNYA WAJIB KITA HARUS BERTAHAN.

Salam sukses

Rosihan

Sunday, April 20, 2008

SAQINA Tas & Asesoris .. mohon Doa Restu

Memulai Lagi Sesuatu dari Nol

Bulan Maret ini, saya sedang memulai sesuatu yang sangat baru dari Nol, yaitu membuka toko khusus, SAQINA Tas dan Asesoris (1 foto toko ada di blog saya). Saya bersama istri berjibaku mendapatkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman praktis tentang bisnis baru ini. Seperti halnya yang telah saya yakini, LOA selalu bekerja untuk kita, ketika kita secara total memusatkan pikiran pada satu tujuan pencapaian tertentu, secara kontinyu pada rentang waktu tertentu.

Untuk membuka wawasan tentang bisnis baru ini, saya melakukan beberapa langkah umum yang memang seharusnya dilakukan.

Langkah 1 : Cari Wawasan tentang Produk.

Sebelum membuka toko, kita wajib tahu komplit segala yang berkaitan dengan produk yang akan kita jual. Cara termudah adalah mengakses media informasi yang tersedia. Untuk memahami produk Tas & Asesoris ini, saya mulai dengan memborong majalah bekas dan baru yang banyak iklannya soal Tas. Kalau produk busana muslim kita bisa belajar dari majalah seperti Ummi, Annida, Alia, Paras, dll, maka untuk Tas saya belajar dari majalah seperti Cosmopolitant, Bazaar, Elle, dll. Suatu yang beda khan ? Dari info produk di majalah ini, saya bisa browsing merek-2 terkenal di internet, baik melalui official website-nya, maupun melalui toko online tas.

Langkah 2 : Mencari Sumber Produk yang Termurah.

Ini adalah langkah yang kadang mudah kadang susah menemukannya. Karena saya adalah pengecer biasa, wajib berusaha sekuat tenaga mendapatkan informasi dimana pusat-pusat perkulakan tas dan asesoris termurah. Disinilah berkah silaturrahmi offline begitu terasa. Banyak Member TDA yang membantu saya mendapatkannya. Bahkan Pak Murti Darmawanto (Anto) (www.bajuanak.net) tidak disangka pernah bisnis tas juga di tahun 2006. Pak Anto seharian mengantarkan saya langsung ke pusat perkulakan tas di daerah Perniagaan. Special Tanks for Pak Anto. Ini semua adalah berkah silaturrahmi offline.

Cara lain adalah langsung datang ke pusat-pusat perkulakan yang sempat saya dengar, misal di Mangga Dua, Pasar Senen, Tajur Bogor sampai Tanggulangin Sidoarjo. Disinilah ongkos belajar harus dibayar. Mencari satu toko termurah ada seninya. Tidak mudah langsung dapat, kadang juga dapat yang kemahalan. Jika kita sedang membeli banyak, sempatkan bertanya-tanya tentang siklus barang, model, range harga. Ada baiknya jujur kita sampaikan kalau kita baru belajar buka toko tas. Kalau kita berprasangka baik, ilmu berguna bisa kita dapatkan.

Belajar dari majalah, Internet, blog, sahabat di Komunitas dan juga belajar langsung ke produsen/supplier adalah langkah awal mencari pengetahuan. Setiap bisnis selalu ada pemain lama, dan kita bisa berguru pada pemain lama itu, sekaligus mencoba membeli barang dagangannya. Kadang untuk mendapatkan ilmu ini, saya perlu belanja 3 sampai 10 barang, untuk sekedar mendapatkan harga grosir dan membuka relasi.

Langkah 3 : Merencanakan Detil Besaran Kulakan Produk di Awal

Setiap membuat toko, saya selalu merencanakan tata letak barang secara detil disetiap area, dalam bentuk kategori, jenis produk dan jumlahnya. Sangat detil, mengapa ? karena disini ada hubungan erat dengan jumlah modal yang dialokasikan untuk pengadaan barang awal. Saya berusaha seoptimal mungkin jika toko baru buka, selalu langsung terpenuhi dengan barang dagangan, walaupun tanpa stok. Untuk itu, jumlah barang disetiap rak sudah dihitung jauh-jauh hari bersamaan dengan disain interior.

Mengapa tanpa stok ? karena kita baru meraba market. Kita belum tahu betul antara kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jadinya range produk diawal selalu lebar. Kita jualan tas dari harga 50 ribu sampai 500 ribu, berjenjang. Dari tas lokal sampai impor KW1. Karena toko ini di kabupaten, kita coba penuhi dulu kebutuhan pelanggan yang terjangkau, misal dengan tas lokal yang murah. Tapi jangan lupa juga meng-iming-iming pelanggan dengan produk mahal dan kualitas terbaik. Ini adalah proses menciptakan keinginan pelanggan, menciptakan mimpi-mimpi pembelian. Suatu saat pasti ada pelanggan yang awalnya melihat-lihat saja, belum berani beli, tapi ternyata menyimpan mimpi untuk membeli suatu saat nanti. Lah kalau pelanggan tidak kita ciptakan mimpinya melalui display produk secara nyata, akan susah terjadi penjualan tak terduga.

Langkah 4 : Menata Toko dengan Bersemangat

Salah satu hal paling saya tunggu adalah menata semua hal ketika toko baru buka, khususnya interior. Mengapa ? karena saya secara hati mencintai bidang disain interior. Hal paling penting adalah memetakan flow, aliran pelanggan masuk, dan mencari titik-titik penting area yang paling menyedot perhatian pelanggan ketika pertama kali masuk. Sebenarnya ini ilmu Visual Merchandising, saya pengin kuliah soal ini tapi mahal. Sehingga ilmunya otodidak dari melihat di mal-mal, dan feeling saja. Biasanya interior masih kita ubah-ubah selama 3 bulan untuk penyesuaian.

Langkah 5 : Soft launching dengan Promosi Murah

Soft launching biasanya kita lakukan selama 1 bulan, sekaligus masa penyiapan karyawan, sistem, stok barang dan hal-hal detil lainnya. Supaya segera terjadi penjualan, segera dilakukan promosi murah melalui spanduk, penyebaran brosur, dan SMS Broadcast ke pelanggan busana muslim. Setiap ada pelanggan masuk toko, kita ajak diskusi kira-kira kebutuhan akan model tas terpenuhi apa tidak, apa ada masukan dan lainnya.

Apa toko langsung laku ? biasanya iya. Tetapi selama 6 bulan kita selalu siapkan dana cadangan untuk operasional toko. Fokus 6 bulan pertama adalah menetapkan segmentasi pelanggan yang akan ditargetkan sebagai tujuan utama. Kadang ini satu hal terbalik, buka toko dulu baru segmentasi, seharusnya menentukan segmentasi dulu baru buka toko. Tapi penerapan ilmu manajemen kadang tidak harus urut.

Ok, cerita selanjutnya bersambung. Saya hanya berharap doa restu dari teman-teman semua, semoga toko SAQINA Tas & Asesoris sukses sesuai tujuan, yaitu memberikan berkah bagi sang empunya.

New WebStore : www.sajidah.com

Salam
http://mohamadrosihan.blogspot.com
www.muslimdistro.com (Kaos Muslim Kualitas Distro)
www.sajidah.com (New WebStore - Koko, Mukena & Peci Kualitas Terbaik)
www.saqina.com (Jaringan Ritel Busana & Perlengkapan Muslim)
www.neslink.com (IT Consultant)

Friday, March 28, 2008

Enaknya Nongkrong di Republik Kuliner

Bersama TDA Bandung, Kamis sore 27 Maret saya menikmati enaknya suasana dan makanan di Republik Kuliner, buah karya Kang Agah. Waktu diumumkan di milis beberapa waktu lalu, saya sempat terhenyak membaca lokasinya, di Jl. Merdeka, di komplek Soes Merdeka, wah ..ini khan lokasi premium di Bandung. Ternyata benar. Lokasi Republik Kuliner ada disana. Lokasi yang dari dulu selalu ramai di Bandung, hanya berseberangan dengan BIP, beberapa meter dari KFC, McD dan Gramedia.

Bersyukur TDA Bandung sudah punya tempat nongkrong baru, yang cukup luas dengan suasana yang nyaman. Saya yakin bisa dikembangkan banyak acara TDA disana, mulai dari bedah buku, nobar, workshop, main bareng cash flow game misalnya atau hanya sekedar diskusi. Saya dengar tidak lama lagi akan hadir layanan hotspot disana. Saya sempat ngga percaya melihat harga-harga makanan disana, dijamin murah. Sangat pas buat kantong mahasiswa, juga kantong kita-kita. Ada pilihan makanan steak sampai seafood. Sempat diskusi juga, akan tambah rame jika ada pilihan mie dan makanan khas bandung.

Bersama Pak Faif, kita yang hadir benar-benar dapet rejeki disore itu. Sudah berkesempatan bertemu dengan temen-2 TDA seperti Pak Fauzi, Teh Leny, Pak Eko, Kang Agah, Mas Agus, Mas Risdy, Ibu Betty, dan beberapa rekan lainnya, kami semua bisa makan enak dan murah disana. Pas mau bubaran, Pak Fauzi Rachmanto dengan halus menolak kami-kami untuk bayar sendiri. Kami semua jadinya di traktir sama Pak Fauzi. Kata Pak Fauzi “soalnya murah banget disini, saya aja yang bayar ..!” He…he…he… jadi jangan takut makan kalau ada acara TDA Bandung di Republik Kuliner, dijamin murah, apalagi kalau ada Pak Fauzi, dijamin gratis euy … he..he..he… (thanks Pak atas traktirannya …)

rosihan . bandung . 270308

Tuesday, March 11, 2008

Entrepreneur Viagra

Lama Si Bedul tidak nampak. Ternyata selama beberapa bulan ini dia loyo banget. Semangatnya sedang ada dijurang kegelapan. Padahal beberapa waktu lalu Si Bedul masih berkobar-kobar dan berkoar-koar soal kewirausahaan. Sampai Gus Pur pun perlu memanggilnya secara khusus.

Gus Pur : “ Dul, kamu ini kemana aja ? ngga ada kabarnya itu sibuk atau tenggelam ?”

Si Bedul : “ Lagi tenggelam Gus, soalnya stamina bertahan njalanin bisnis lagi ngga ok, bisnis saya lagi lagi lesu, soalnya kemarin sudah sampai klimaks-nya “

Gus Pur : “Kamu emang bisnis apa sih ?

Si Bedul : “ Saya lagi bisnis bunga Gus, itu yang sekarang lagi banyak diburu orang, ada anturium dan gelombang cinta. Eh, pas saya sudah borong bibitnya dan coba nggedein itu bunga, pas udah gede dan siap jual, harganya sudah jeblok. Kata orang, trennya udah ganti ke Gelombang Rindu !... wualah, modal saya jadi tertanam di pojok pekarangan rumah saya Gus.”

Gus Pur : “ha..ha..ha …. (Gus Pur tertawa terkekeh-kekeh …), Kamu itu lucu Dul, semangat kewirausahaan kamu belum sebanding dengan kejelianmu melihat struktur suatu bisnis. Kamu masih terpukau dengan bisnis-bisnis yang sexy”

Si Bedul : “Ya gimana Gus, saya khan ngga mau nanggung resiko gagal, saya penginnya cepat untung, dan ya ngga salah saya masuk ke bisnis yang lagi sexy ini”

Gus Pur : “he..he..hi..hi …. (Gus Pur tertawa terpingkal-pingkal …), Kamu itu memang selalu tidak tahan melihat yang sexy-sexy Dul…

Kamu ini jangan selalu tertarik sama yang sexy. Sexy itu memang indah, menggairahkan. Tapi kadang menipu, sexy-nya itu kadang kemasannya doang. Dalamnya seringkali tidak seperti kemasannya. Sexy itu diciptakan, ada konsepnya, tidak terjadi begitu saja, trennya digulirkan, dicitrakan di media, lalu digunjingkan, dan dipamerkan secara terbuka, untuk selanjutnya supaya tercipta iklim perburuan.

Setiap saat selalu ada bisnis-bisnis sexy yang menarik banyak orang. Banyak orang tergila-gila anturium, gelombang cinta, ikan lohan, arwana, lobster, ternak jangkrik, ternak cacing, dan lainnya. Kamu semua itu pernah dengar khan ? semua menjanjikan keuntungan besar dalam sekejap. Sepertinya model bisnisnya gampang, simpel, dan semua orang bisa masuk. Bisnis-nya dikemas sedemikian sexy, bahkan ada kontes dan lomba-lomba segala. Padahal itu hanya untuk meningkatkan value secara bubble (gelembung).

Apa bisnis itu salah ? ..oh ngga … yang salah itu kamu Dul, yang ikut-ikutan. Mereka para pebisnis yang membesarkan bisnis anturium, gelombang cinta dan lain-2 itu enterpreneur betulan. Merekalah yang menciptakan value dari tidak terkenal menjadi terkenal dan diburu orang. Hidup matinya mereka dari bisnis itu. Mereka mengambil posisi yang fundamental, root, produsen, pencipta, pembuat value, dan menjual grosirannya. Mereka akan terus menciptakan tren melalui produknya.

Lah kamu korban dari value, kamu membeli eceran produk yang sudah terkemas oleh value yang berlebihan, dan kamu berharap bisa menjual ke orang lain, dan kamu hanya ingin untung jangka pendek dari selisih harga. Kamu tidak masuk dalam fundamental bisnisnya. Kamu hanya membelai-belai kulitnya. Kamu terkesima dengan sisi luar dari bisnisnya, yang kamu tanpa sadari sudah kamu anggap sebagai bisnis sebenarnya.

Nah, kalau kamu hanya tergila-gila pada bisnis apapun yang lagi sexy, pasti kamu hanya akan terpikat luarnya. Kalaupun kamu bisa menjalani bisnis-bisnis yang sexy itu, kekuatan-mu itu semu. Stamina enterpreneur-mu itu sesaat, kamu tidak lebih hanya sejenis Enterpreneur Viagra. On sebentar, tapi kalau bisnis sexy itu sudah sampai klimaks-nya, ganti tren, kamu pasti loyo.

Stamina entrepreneurship seperti itu tidak natural Dul, semu !. Karena Stamina entrepreneurship itu muncul hanya untuk menjalankan bisnis sexy itu, padahal kamu belum tahu bagian dalamnya dan segala permainannya dalam bisnis itu. Kamu belum pernah bersungguh-sungguh mencari, memilih dan mejalani bisnis yang fundamental, yang tentunya sesuai dengan mimpimu !

Stamina entrepreneurship yang natural hanya hadir jika pemicunya adalah mimpimu yang sesungguhnya. Lah mimpimu itu apa ? yang kongkrit ! jangan hanya bebas finansial dan passive income aja ! yang penting itu kendaraanmu apa ? Cari bisnis yang fundamental, yang pasti dibutuhkan orang sepanjang jaman.

Dasar kamu Dul, stamina enterpreneur-mu masih seperti naik turunnya syahwat-mu. Kadang on gak karuan, kadang loyo … (Gus Pur masih terkekeh-kekeh …)

Si Bedul : “ Lah terus gimana Gus (dalam hati, kurangajar nih si Gus, dipanggil hanya untuk diceramahi)

Gus Pur : “ha..ha..ha …. Ya sudah, kamu tirakat bisnis aja dulu, baca itu sejarah perusahaan-perusahaan besar yang umurnya sudah diatas 100 tahun ….

Cashflow Tornado – Cara Bisnis Kuno Yang Masih Manjur

Mungkin anda pernah lihat, si Engkong yang baru buka toko kelontong eceran di deket rumah. Waktu pertama buka langsung rame, kata orang-2 harganya murah. Si Engkoh memang sengaja pasang harga murah dibanding pesaing disekitarnya yang memang sudah lama jualan. Kata pesaingnya .. “Biasalah … toko baru, lagi cari pelanggan, entar juga balik harga normal”.

Apa Si Engkoh salah ? apa ngga bisa cari nilai tambah ? Waduh … boro-boro nilai tambah. Si Engkoh bisa jualan aja sudah bagus. Sudah modal cekak, ilmu marketing juga ngga jago-2 amat. Apalagi pengalaman punya toko besar, itu baru sebatas mimpi. Tapi apa sih tujuan awal Si Engkoh kok “nilai tambah-nya” main di harga lebih murah ? Apa alasannya

Si Engkoh memang lagi menerapkan apa yang saya istilahkan sebagai Cashflow Tornado, yaitu cara meningkatkan modal dengan menambahkan modal hasil profit di awal bisnis secara terus menerus sampai batas waktu tertentu. Semakin kecil modal, harus semakin kencang perputaran cashflownya. Jadi modal akan terus bertambah, dan tetap diputar lebih kencang. Ini adalah cara kuno pedagang tradisional pekerja keras dalam memulai bisnis. Layaknya angin tornado, lingkaran bagian bawah lebih kecil, berputar lebih cepat, makin keatas makin besar dan putarannya tidak terlalu cepat.

Anda ingin coba ? coba saja segera. Caranya, cari bisnis yang sudah ada, dan memang jelas-jelas rame yang ada disekitar kita. Misal, konter pulsa, perlengkapan motor, warung khusus rokok, dll. Yang pasti dibutuhkan banyak orang sekitar setiap hari. Misal, kita pilih buka warung khusus rokok, mulai rokok kretek sampai rokok putih, komplit.

Apa nilai tambah dari bisnis Warung Rokok ini ? kita cari-cari aja supaya ada. Tapi kita bisa bilang, dibandingkan pesaing sekitar, bahwa nilai tambahnya adalah pelayanan yang prima, tempat nyaman, tampilan etalase rokok yang keren. Dinding warung kita pasang poster iklan rokok dari semua produsen. Kita juga bisa sediakan meja kursi, dan jualan Kopi Gingseng. Pahami kenikmatan para perokok, merokok sambil ngopi enak sekali.

Nilai tambah yang utama adalah semua jenis rokok ada dan selalu tersedia, bisa dibeli satuan, 1/3 atau 1/2 bungkus. Bahkan bisa campur, atau tersedia paket campur yang isinya bisa Ji Sam Soe + Gudang Garam + Sampoerna Mild + Malboro. Boleh juga khan ? asal ngga campur ganja aja. Bisa juga rokok + serbuk kopi, yaitu rokok yang bagian luarnya diolesin endapan kopi lalu dikeringkan. Dan nilai tambah yang paling utama, HARGA ROKOK PALING MURAH !!!

Tapi klo harganya paling murah, berarti untung Warung Rokok ini paling kecil dong … Ya pasti, sudah tahu strategi jualan dengan harga paling murah, ya pasti untungnya paling kecil. Lalu apa strategis-nya bisnis kayak gini ? awalnya kita pasti tidak tahu. Kita maunya Warung Rokok kita langsung rame dan cashflow berputar cepat.

Ternyata setelah kita buka Warung Rokok, dan karena murah, pasti rame, maka tidak kita sangka-sangka kita akan mendapatkan ilmu seperti ini :

· Ilmu 1 : Kita baru tahu kalau profil pelanggan rokok disekitar kita sebagian besar adalah pelanggan papan bawah, artinya beli rokonya eceran, kalau ngga beli satuan, 1/3 atau ½ bungkus. Tapi sehari pasti merokok sekitar 5-12 batang. Dan mereka ini price sensitif. Karena tahu Warung Rokok kita paling murah, dalam waktu 1-2 minggu pelanggan mulai rame.

· Ilmu 2 : Karena kita ramah, kita bisa pelan tapi pasti berhasil mendapatkan gambaran kebutuhan pelanggan atas rokok mereka. Ternyata ada permintaan asesoris sekitar rokok, seperti asbak, korek zippo, dan korek api lainnya. Kita bisa langsung menambahkan item-item yang sebelumnya belum berani kita jual. Ternyata, jualan asesoris perokok ini untungnya bisa 200%. Jadi keuntungan rokok bisa tersubsidi dari jualan asesoris perokok.

· Ilmu 3 : Karena kita ingin mengkomunikasikan nilai tambah kita, maka setiap pelanggan yang datang kita berikan pelayanan terbaik, artinya, kita telah meng-komunikasikan nilai tambah warung rokok kita kepada orang yang tepat. Jika pelanggan makin banyak, kita tentu makin percaya diri menyampaikan nilai tambahnya.

Karena murah dan beberapa nilai tambah, perputaran barang cepat. Cash flow-nya relatif bagus, net profit per bulan selalu ada. Tapi untuk mencapai net profit tersebut, otomatis kita kalang kabut, karena kita harus kulakan rokok ke grosir rokok dan asesoris setiap hari. Kalau tidak kita tidak bisa jualan dengan murah. Tapi demi memutar cash flow, kita harus rela terhanyut dalam Cashflow Tornado.

Cashflow tornado kadang membuat pebisnis pemula merasa capek, tidak bernilai, tidak nyaman dibanding zona nyaman-nya selama ini. Mencari uang kecil aja kok susah, dan kadang dengan mudah men-justifikasi bahwa ini bisnis yang kurang menghasilkan. Padahal yang terpenting sebenarnya bukan hasil jangka pendek, namun proses pembelajaran mengelola dari modal kecil menjadi besar, dan bagaimana kita bisa belajar mendapatkan pelanggan dan mengenali keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat dan cepat.

2 tahun kemudian Si Engkoh sudah menjadi Raja Grosir Rokok terbesar di kotanya, dan pesaingnya hanya bisa bilang “gila …murah banget emang jualannya” ….

Kesimpulan :Cashflow Tornado bisa membesarkan modal, sekaligus mengkomunikasikan nilai tambah kepada target yang tepat, dan bisa belajar mendapatkan pelanggan dan mengenali keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat dan cepat.

Tuesday, February 12, 2008

Bisnis Harus Dipilih sebagai Media Belajar

“Budaya Tionghoa mengajarkan tidak boleh menunggu tahu segalanya untuk membuka bisnis. Orang Tionghoa juga tidak pernah menunggu paham dan tahu semua hal baru ketika memulai berbisnis. Justru bisnis adalah media belajar, dari TIDAK TAHU menjadi TAHU” (Salim Kartono – dari Buku 5 Jurus Sukses Berbisnis Retail)

Kadang kita sudah terlalu terlena dengan apa yang dinamakan pendidikan formal. Kita seringkali lebih bangga dan lebih rela mengeluarkan ongkos yang sangat mahal untuk membeli pendidikan. Pendidikan formal, kursus, workshop dan lainnya memang bagus, sebagai media pendidikan formal, tetapi bukan media pembelajaran yang riil. Harus ada media pembelajaran lanjutan yang harus dipilih dan dibayar.

Memilih Bisnis sebagai Media Belajar, saya yakini juga sebagai suatu hal yang harus dipilih secara sadar dan wajib, bagi siapapun yang ingin menjadi pewirausaha. Jika ini sudah dipilih, berarti segala konsekuensi, termasuk membayar ongkos belajar-nya, alokasi tenaga, pikiran dan waktu, harus dibayarkan tunai.

Kalau di pendidikan formal kita berjuang keras harus lulus, berarti untuk sekolah disini pun kita harus lebih berjuang lagi. Kalau ngga naik kelas atau ngga lulus kita malu, sehingga harus belajar keras, sama halnya juga, seharusnya kalau kita berbisnis untuk belajar, wajib naik kelas dan lulus.

Dari bisnis riil, kita akan belajar secara langsung untuk memilih, lalu mengambil keputusan. Awalnya lambat, akhirnya kita bisa cepat dalam memilih dan mengambil keputusan. Sedangkan pengalaman dan kemahiran dalam menjalankan roda bisnis, akan berjalan dengan sendirinya seiring berjalannya roda bisnis setiap hari.

Jika kita masih bingung mau bisnis apa, saya rasa tidak ada salahnya memilih bisnis apa saja, yang penting kita sudah punya “sekolah bisnis yang riil”, dan kita punya tanggung jawab untuk berjuang untuk lulus.

Salam
Rosihan

Tuesday, February 5, 2008

Emotional Bank Account (EBA)

Emotional Bank Account (EBA) adalah ilmu lama. Saya sendiri mengetahuinya sejak 1997 ketika belajar Seven Habbits-nya Stephen Covey. EBA adalah salah satu hal penting dalam hubungan antar manusia, apalagi dalam hubungan bisnis.

Mempunyai EBA adalah seperti kita mempunyai rekening deposito di Bank A, dan idealnya kita dapat selalu menambah deposito tersebut. EBA adalah Rekening Bank Kepercayaan yang kita tanamkan ke seseorang dalam suatu hubungan. Intinya adalah, seberapa banyak kita menanamkan rasa percaya orang lain kepada kita, dalam banyak hal.

EBA saya angkat kembali sebagai tulisan disini untuk mengingatkan kita, betapa penting membangun dan menanamkan rasa percaya antar orang per orang dalam suatu komunitas. Kita tidak bisa semena-mena dengan mudah mengatasnamakan komunitas untuk “memaksa” orang lain percaya dengan kita. Apalagi untuk percaya memberikan kemudahan dalam urusan bisnis.

Stephen Covey mengingatkan hal-hal yang sebenarnya kita sudah tahu, tapi mungkin kita lupa melakukannya. Ada beberapa cara menanamkan kepercayaan :

1. Mengenal Individu
Cara kuno mengenal individu adalah silaturrahmi. Silaturahmi yang tampak mata adalah berjabat tangan, membuat janji lebih sering bertemu di waktu luang, dan bisa lebih indah berkunjung kerumah, mengenal secara kekeluargaan. Lupakan cara online disini. Tidak ada emosi yang luar biasa bisa ditanamkan jika kita memulai silaturrahmi dengan cara online. Untuk itu, TDA sangat gencar mengadakan acara offline.

2. Menanamkan kesan yang baik
Ini maksudnya bukan akting, tapi betul-betul menanamkan aura selalu positif kepada orang lain. Ini bisa dimunculkan melalui hal-hal kecil, melalui pembicaraan yang ringan

3. Memenuhi komitmen
Komitmen adalah kata kunci dalam hubungan. Komitmen adalah Janji. Jika kita sudah mengeluarkan komitmen/janji, otomatis orang lain akan mengeluarkan harapan untuk bisa terpenuhi atas janji tersebut. Sekali janji dilanggar, kita telah menarik deposito rasa kepercayaan yang cukup besar. Menilai personal yang selalu mempunyai komitmen tinggi, sangat mudah dilihat dari kegiatan-kegiatan yang non profit. Jika yang non profit aja komitmennya tinggi, biasanya akan lebih komitmennya untuk kegiatan profit.

4. Komunikasi yang terbuka
Selalu mengkomunikasikan segala sesuatu secara terbuka, jujur dan apa adanya. Berbicara secara eksplisit, tanpa pernah ada itikad menyembunyikan sesuatu (implisit), apalagi politiking.

5. Memperlihatkan Intergritas Pribadi
Integritas memiliki definisi deskriptif yang luas. Integritas bisa berarti anda sesuai dengan yang anda katakan, bisa juga berarti kejujuran, bisa berarti tidak bermuka dua, memperlakukan orang lain dengan perangkat prinsip yang sama, tidak melanggar sistem nilai yang dia anut.

6. Meminta maaf, mengkomunikasikan apa yang terjadi
Jika suatu komitmen tidak terpenuhi, kepercayaan masih bisa dipertahankan jika kita bisa mengkomunikasikan apa yang terjadi dengan baik, tentunya diiringi dengan permintaan maaf dan komitmen lanjutan.

Semua diatas sebenarnya sudah kita ketahui, bukan hal baru. Namun kadang kita lupa melakukannya, sehingga banyak buku ditulis ulang untuk sekedar mengingatkan.

Salam
(untuk TDA yang sedang menuju Trusted Society)

rosihan