Re-launching SAQINA.COM

Re-launching SAQINA.COM
Bisnis online sering dibayangkan mudah. Namun kami ingin mengelolanya sebaik toko-toko offline kami.

Tuesday, October 28, 2008

Terbiasa Hidup Sangsi

Film dokumenter Kantata Takwa telah dirilis. Film ini wajib saya simpan DVD-nya. Agar anak-anak saya tahu, sampai hari ini, belum ada mahakarya musik Indonesia se-kualitas Kantata Takwa. Kualitas liriknya telah menyandera jiwa.

Semua syair dalam lagu-lagu mahakarya Kantata Takwa 18 tahun lalu masih menancap tajam hari ini. Semua lagu masih saya dengarkan, dan anak-anak saya wajib mendengarkan juga. Saya bahkan menjadikan lagu “Paman Doblang” menjadi sebuah dongeng, yang saya ceritakan sambil mendengarkan lagunya.

Satu lagu ajaib yang selalu terkenang, lagu Kesaksian dari Kantata Takwa, kalimat-kalimat yang dilahirkan oleh WS Rendra, hadir dalam lirik yang dahsyat. Satu kalimat ajaib yang selalu saya ingat, adalah kalimat “Terbiasa hidup sangsi”

Ya, kalimat “Terbiasa Hidup Sangsi”. Saya sering kali menggunakannya sebagai “ejekan”. Ya, ejekan atas sikap-sikap penakut, peragu, tidak berani melangkah, tidak berani memilih, tidak berani mengambil keputusan, dan pasti tidak berani mengambil konsekuensinya.

Ya, kalimat “Terbiasa Hidup Sangsi”. ”. Saya sering kali menggunakannya sebagai kesimpulan sesaat, ketika ingin membangkitkan semangat mereka untuk menjadi pejuang kehidupan. Mereka memang dihinakan (oleh diri mereka sendiri). Mereka Tanpa daya, Ya tanpa daya (tanpa potensi, karena sepanjang waktu mereka mereduksi potensinya sendiri). Ya ..mereka-mereka itulah … yang akhirnya Terbiasa Hidup Sangsi.

Sangsi atas rahman Tuhan-nya, Sangsi atas berkah kehidupan-nya, Sangsi atas takdir Tuhan-nya. Sangsi atas bisikan jiwa-nya, Sangsi atas nikmat sehat raga-nya, Sangsi atas kekuatan pikirannya, Sangsi atas segala potensi dirinya, Sangsi atas segala peluang-nya, Sangsi atas langkah-nya, Sangsi atas hak suksesnya, Sangsi atas segala untuk diyakini-nya.

Terbiasa Hidup Sangsi … semoga tidak menjadi Sangsi Atas Segala Hal di Muka Bumi ….
Merekalah “Orang-orang yang harus dibangunkan …”

salam
rosihan

Thursday, October 23, 2008

Menutup Toko Yang Pertama Kali


Kalau Pak Perry Tristianto Raja FO pernah membuka 90-an toko dan menutup puluhan toko, maka bulan Oktober 2008 ini SAQINA Group menutup toko untuk pertama kali.

Saat ini toko kami untuk konter Baju Koko SAJIDAH (http://www.sajidah.com/) yang berada di ITC Cempaka Mas Lt.3 Blok J No.749-752 telah kami tutup. Alasannya sangat jelas, setelah kami buka sejak awal Maret, kondisi penjualan ritel disana sepi, baik pada bulan normal maupun bulan ramai pas Ramadhan.

Kontribusi penjualan ritel di konter hanya menyumbangkan 3% dari total penjualan SAJIDAH keseluruhan. Namun Alhamdulillah sekali, penjualan online dan keagenan dari kantor pusat kami di Duren Tiga Jaksel malah memberikan kontribusi 97%.

Hasil perhitungan pembukaan konter dalam status rugi, sehingga seperti anjuran Pak Perry juga, tidak perlu lama-lama, jika toko/konter ngga bagus, langsung suntik mati saja ..he..he…

Saat ini penjualan SAJIDAH kami jalankan melalui kantor pusat SAQINA dan webstore http://www.sajidah.com/, dan alhumdillah masih tetap rame karena mau musim haji. Saya sendiri sedang mencari lokasi baru untuk membuka konter SAJIDAH ini.

Menutup toko pasti ada alasannya, mari kita cari-cari alasannya, soalnya ngga enak kalau “gagal” tidak ada BEJ-nya (Blame, Excuse dan Justify) he..he…he ….

Blame = Menyalahkan orang lain.
Mungkin toko saya sepi ini karena salah SPG-nya yang kurang aktif dan pelayanan setengah hati. Atau juga salah calon pembelinya. Soalnya Baju Koko kami yang kualitas bagus sering ditawar dengan harga setengahnya (ini khas untuk pembeli di ITC), padahal harga kami harga pas ..he..he..he… Pembeli dengan mudah bisa berpindah toko karena jumlah toko kebanyakan ..

Excuse = Alasan
Mungkin produk saya terlalu bagus untuk dijual disana. Masalahnya pesaing-nya sebagian besar baju koko dan mukena made in tasik, yang harganya 1/3 harga produk saya. Jadi ngga mungkin bisa bersaing dengan sekitar. ..he..hee….

Justify = Pembenaran
Ya benar ! Mungkin toko saya salah lantai ! soalnya di lantai 3, bagian belakang lagi, jadi sepi. Pengunjung hanya mau jalan-2 di lantai dasar, lantai 1. Kalau ke lantai 3 caapek deehhhh …. Huaa ..ha..ha…

Kata Gus Dur, mau nutup toko gitu aja kok repot !

Salam sukses ..

Wednesday, October 22, 2008

Pedagang Wajib Bertahan

Saya terharu ketika membaca liputan Wapres Yusuf Kalla ketika berbicara di pertemuan Saudagar Minang. Beliau mengajak para saudagar agar tetap bersemangat dan berani berusaha. Beliau juga meminta agar para Saudagar Minang dan Saudagar Nusantara tidak hilang harapan sehingga tidak berbuat apapun menghadapi krisis keuangan global yang melanda saat ini.

Para saudagar diminta agar berusaha mengatasi dampak krisis tersebut hingga efek terasa seminim mungkin. Para saudagar juga diminta memanfaatkan situasi krisis saat ini dengan melakukan upaya dengan memberdayakan ekonomi dalam negeri sekuat tenaga.

Beliau juga mengatakan, yang harus dijaga adalah kegiatan ekonomi di pasar-pasar tradisional. Denyut nadi perekonomian di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen (Jakarta), Pasar Turi (Surabaya), Pasar Klewer (Solo) dan sentra-sentra perdagangan regional di seluruh nusantara harus tetap hidup. Selama pasar tradisional masih tetap hidup, dan berjalan normal, tidak akan terlalu besar dampaknya mengganggu perekonomian nasional.

Sebagai pedagang kecil yang kelak akan menjadi Saudagar Jawa, saya meng-amini 1000% pernyataan Wapres. Karena Wapres kita ini pengusaha, bukan birokrat, pernyataan-nya selalu praktis dan pragmatis.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai pedagang kecil ?

Pertama, lakukan efisiensi ! pasca lebaran volume jualan pasti menuju keadaan normal. Itu biasa. Tapi yang tidak biasa kali ini adalah kewajiban kita untuk efisiensi di semua pos yang mungkin. Karena diluar sana terdengar suara-suara krisis akan datang.

Kedua, tetaplah sering jalan-jalan ke pusat perkulakan. Buka diskusi dengan supplier anda, produsen, distributor. Saya yakin akan terbuka perbincangan seputar kiat-kiat mereka mensiasati keadaan saat ini. Bagaimana strategi dan produk-produk mereka kedepan. Karena jelas akan mempengaruhi produk yang akan kita jual.

Ketiga, buka komunikasi dengan beberapa pelanggan loyal. Diskusikan hal-hal yang memungkinkan kita sebagai pedagang mengetahui tingkat daya beli pelanggan kita saat ini. Saatnya kita lebih berpelukan erat dengan pelanggan loyal kita.

Ke-empat, tetap menjalankan rencana-rencana. Yang ingin ekspansi ya jalan terus. Yang ingin mencoba strategi marketing baru ya silahkan. Tidak perlu ada yang ditunggu. Tidak ada yang tahu 3-6 bulan kedepan akan terjadi krisis atau tidak, kalau krisis juga kapan berakhirnya ngga ada yang tahu juga. Yang penting adalah kehati-hatian dan terus deal dengan situasi.

Kelima, tetaplah berdagang. Saat ini diperlukan mental Pejuang Pedagang (mengutip H.Alay). Pejuang Pedagang yang selalu Bertawakal.

Salam sukses