Re-launching SAQINA.COM

Re-launching SAQINA.COM
Bisnis online sering dibayangkan mudah. Namun kami ingin mengelolanya sebaik toko-toko offline kami.

Monday, April 6, 2009

Entrepreneur Tanpa Pengetahuan Bisnis

Dalam satu perbincangan dengan member senior TDA, saya diingatkan kembali tentang betapa euforia kewirausahaan saat ini adalah kopong (fundamentalnya tidak ada). Saya terkejut, apa itu Pak ? ya, karena sebagian besar baru level motivasi, baru ribut-ribut diurusan pindah kuadran. Ada kesenjangan yang luar biasa antara mereka yang baru memulai dengan yang sudah dicitrakan sukses bisnisnya.

Yang baru memulai, terlalu banyak kekenyangan jargon-jargon motivasi, terlalu sering ikut acara fantastis penuh cerita sukses, gairah kewirausahaannya meluap-luap saat hadir diacara. Tetapi kebingungan ketika sampai dirumah. Sementara yang sudah sukses sibuk menebar pesona cerita sukses, tanpa disadari sebenarnya mereka sangat jarang menceritakan apa kunci sukses mereka. Semua yang tampak adalah kulit luar yang indah saja.

Saya makin bertanya, jadi fundamentalnya sebenarnya apa Pak ? fundamentalnya adalah pengetahuan teknis soal bisnis, secara lebih khusus soal manajemen. Saya ditanya coba terangkan secara berurutan, bagaimana caranya meluncurkan produk baru, dari A sampai Z ! Saya jelas kelagapan, karena saya memang tidak tahu teknis ilmu bisnisnya.

Saya ditegur, harusnya Anda lebih dalam mempelajari teknis bisnis, karena setelah sukses memulai, Anda harus sukses mengelola dan membesarkan. Lalu sukses konglomerasi ! Waks ?? Saya diingatkan kembali untuk kembalilah menjadi mahasiswa jurusan bisnis.

Betul, saya rasa bagi yang ingin memulai, coba berhentilah ber-motivasi ria … saatnya belajar dari buku yang basic, yang mendasar. Jangan melulu membaca buku “Cara Edan Jadi Pengusaha” atau “Cara Cepat Kaya Raya” atau “Sukses Bisnis Modal Lutut” … itu semua adalah bunga-bunga euforia kewirausahaan.

Pengetahuan teknis bisnis sangat mudah didapat. Bagi yang pernah kuliah di fakultas ekonomi, buku terjemahan “Pengantar Bisnis (Introduction to Business) – buku 1 & 2” pasti pernah dibahas. Juga buku “Kewirausahaan – buku 1 & 2”, pasti juga pernah dibahas. Semua buku-buku ini membahas secara detil aspek-aspek bisnis. Banyak sekali pertanyaan para pemula bisnis yang sudah ada jawabannya di buku ini. Banyak yang bilang, buku-buku seperti ini sangat tidak menraik, karena tidak INSTANT !

Saya bertanya, tapi Pak, itu khan buku mahasiswa ? teoritis, bertele-tele ? jawabannya jelas tidak. Saya ditanya, kamu khan kuliah teknik, pernah bekerja di perusahaan, punya wawasan kerja dan sedikit manajemen. Kamu pasti berbeda dengan mahasiswa. Mahasiswa baca buku untuk lulus ujian, jelas berbeda kalau kita yang baca. Kita baca buku teori itu dengan pisau pemikiran yang lebih tajam, karena kita sudah menjadi pelaku bisnis, bukan mahasiswa bisnis. Sangat berbeda perspektifnya. Saya dianjurkan terus membaca buku-2 manajemen dan marketing.

Satu pertanyaan lagi, tapi Pak apa betul kalau jadi pengusaha harus tahu detil soal bisnis ? apakah nantinya malah kita “in business (didalam bisnis)” ??? saya khan cita-cita punya bisnis tanpa kehadiran kita ??? …

Gundulmu !!! kamu itu keblinger sama definisi Brad Sugars ! yang kamu masukkan dalam pikiranmu cuman “ongkang-ongkang setelah bisnis jalan sendiri tanpa kehadiran kita” cuman itu khan ? jelas sekali kamu ngga memasukkan dalam pikiran-mu, bahwa syarat utama kamu bisa “meninggalkan bisnis”, adalah bisnismu harus sudah bisa berjalan sendiri dan sudah menghasilkan keuntungan !!! lha kamu ? mempelajari dan bikin sistem-nya aja belum, untung layak aja belum, sudah mikir ongkang-ongkang-nya duluan ….

Salam
rosihan