Re-launching SAQINA.COM

Re-launching SAQINA.COM
Bisnis online sering dibayangkan mudah. Namun kami ingin mengelolanya sebaik toko-toko offline kami.

Tuesday, February 5, 2008

Membebaskan dari Belenggu Sejarah

Pertanyaan yang paling sering saya ulang untuk diri saya sendiri adalah “mengapa saya saat ini saya berada disini ???”

Mengapa sering saya ulang ? karena untuk meyakinkan kembali langkah diri, apakah betul sesuai dengan saya impikan ? atau justru saya masih hanyut dalam belenggu kesejarahan hidup ?

Menurut saya, kesejarahan hidup kita kadang tanpa sadar telah membelenggu begitu banyak potensi kehidupan kita. Mari kita runut kembali sejarah masa lalu kita masing-masing.

Bagi yang lahir pertengahan tahun 1960-an atau diawal tahun 1970-an, mereka adalah generasi yang dilahirkan dimasa tenang Indonesia dibawah Orde Baru. Kita bersekolah di era kebijakan pendidikan agak “otoriter”, tapi cukup enak, minimal biaya sekolah dulu sangat murah. Kehidupan cukup tenang, subsidi pemerintah berlimpah. Walau demokrasi agak dikekang. Lalu era industri juga lagi berkembang. Lulusan sekolah digiring untuk memenuhi kebutuhan industri. Mencari pekerjaan ditahun 1980-an sampai 1996 sangat “mudah”, karena ekonomi sedang tumbuh.

Lalu tanpa sadar ketika kita kelas 1 SMA, dihadapkan pada pilihan jurusan SOS atau IPA. Saat kelas 3 SMA kita dihadapkan pilihan Jurusan Kuliah. Setelah lulus, saat itu menjadi suatu kebanggan jika kita bekerja diperusahaan dengan latar belakang kuliah kita. Kita seperti mendapat penghargaan untuk bekerja “di bidang-nya”.

Saat umur 24-an mulai kerja, lalu tanpa terasa terprovokasi untuk mengejar jenjang karir, maka tanpa terasa waktu kerja selama 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, bahkan ada yang 20-an tahun bekerja “di bidang-nya”.

Sialnya bagi mereka yang mulai bekerja di Jakarta diawal tahun 1990-an, sudah harus tunduk pada aturan Ibukota. Mereka yang sudah berkeluarga, jika ingin beli rumah dengan posisi gaji saat itu, harus rela membeli rumah di daerah sub-urban seperti Tangerang, Serpong, Depok, Cibubur, dan Bekasi. Mereka sekaligus harus mau menjalani perjalanan pulang pergi kerja sekitar 2-4 jam. Suatu pengorbanan waktu yang tidak sedikit jika mau dihitung selama masa kerja.

Stop, mungkin itu cukup sebagai ilustrasi kesejarahan hidup kita. Pertanyaanya sekarang ? apakah saya masih terhanyut dalam alur sejarah itu ? apakah pilihan-2 jaman SMA dan kuliah yang dulu kita lakukan harus terus kita jalani ? apakah sebenarnya ini mimpi dari kehidupan kita ? apakah akan kita jalani sampai sisa hidup kita ?

Sebenarnya siapa yang menyuruh kita “bekerja dibidangnya”. Siapa yang menentukan bidang-bidang itu ? Kenapa saya kerja di Jakarta ? kenapa saya tinggal di Cibubur ? Siapa yang menyuruh kita menghabiskan waktu dikemacetan Jakarta ? Apakah saat ini saya sudah bisa punya pilihan baru ? Apakah saya bisa memulai kehidupan baru dengan pilihan yang lebih dewasa ? bukan hasil pilihan jaman SMA dan kuliah ?

Jika kita bisa memberikan jawaban-jawaban baru, tentunya akan lebih indah. Karena pilihan-pilihan baru itu hasil dari pilihan yang lebih dewasa, lebih rasional, lebih berwawasan. Tidak ada salahnya pilihan baru merupakan kelanjutan yang lebih advance dari sejarah masa lalu.

Tapi juga tidak salahnya untuk kesejarahan hidup kita yang tersisa, kita memulai saat ini dengan sesuatu yang benar-benar BARU. Karena hidup akan lebih bermakna jika kita bisa mengoptimalkan semua potensi kehidupan kita yang selama ini terpendam.

Salam
rosihan

No comments: