Kenaikan harga BBM bukan sesuatu yang baru, dulu-dulu sudah pernah terjadi. Pokoknya setiap ada kenaikan harga komoditas penting, pasti ada dampaknya, khususnya di sektor riil, lebih khusus lagi di sektor ritel, perdagangan grosir dan eceran.
Kalau jaman Orde Baru ketika harga BBM stabil karena disubsidi, kenaikan gaji PNS saja bisa mengubah harga-harga di sektor ritel. Dulu sebelum kenaikan gaji PNS diumumkan, harga-harga sudah naik. Nah, di jaman orde reformasi, harga-harga lebih kalang kabut, karena salah satu sumber kenaikan harga adalah BBM yang makin hari makin tidak disubsidi.
Sebagai pedagang kecil, kita tidak punya kuasa yaa. Dilarang protes ! ini ekonomi super makro, urusannya sama spekulan global yang memainkan harga minyak dunia. Jadi kita wajib ngikut saja dan dialektis saja menghadapi apa yang akan terjadi.
Berikut pola-pola yang saya coba pahami ketika harga BBM naik, yang dampaknya pasti berimbas ke toko saya :
Dari Sisi Pelanggan
Daya beli pasti turun. Tapi ini sejenak, mungkin cuman 2 bulan. Karena pelanggan Indonesia tidak tahan untuk tidak beli-beli. Yang pasti terjadi pergeseran sementara, mungkin pelanggan kelas menengah mencari produk lebih murah namun kualitas masih bagus, tetapi pelanggan kelas bawah mencari yang paling murah. Pelanggan kelas atas yang ngga terpengaruh.
Pelanggan lagi sensitif harga, jadi maunya harga diskon terus. Jangan kaget, sebentar lagi banyak Promo “Harga Diskon”, “Beli 2 Gratis 1”, “Cuci Gudang”, “Harga Tidak Naik”. Psikologisnya selalu ingin mendapatkan harga termurah. Makanya biasanya banyak yang membuang barang lama dengan event diskon. Atau melabel dengan harga baru lalu di-diskon. So, jangan ragu kasih diskon.
Pelanggan tetap maunya barang bagus, disain ok, model terbaru, tetapi harga maunya murah. Nah, produsen biasanya pandai mensiasasti situasi ini. Kita sebagai pedagang eceran, pasti masih punya peluang besar mendapatkan model-model terbaru dengan harga terjangkau.
Tidak ada toko yang tidak menaikkan harga, sehingga pelanggan pasti akan mendapatkan harga naik pada semua pedagang eceran. Artinya, potensi pelanggan pindah toko juga kecil. Jadi jangan takut kehilangan pelanggan. So, membuat hati pelanggan lebih nyaman membeli dari kita lebih penting saat ini.
Saatnya menambah produk yang terjangkau. Ini hanya sebagai pancingan saja, supaya pelanggan merasa dapat membeli produk di toko kita. Padahal setelah melihat produk murah, biasanya tidak puas dengan kualitas produknya,ujung-ujungnya masih pengin beli yang agak mahal tapi bagus.
Yang kasihan adalah pelanggan yang memang benar-benar ngga mampu beli. Namun biasanya masih tetap ada peluang beli dengan terpaksa, yaitu pas lebaran. Untuk itu, wajib kita menyediakan barang-2 lama atau yang tidak laku dengan harga super murah.
Dari Sisi Produsen
Dari sisi produsen, yang pasti produksi tidak mungkin tutup. Produsen otomatis juga tidak langsung menaikkan harga, apalagi mempunyai stok lama bahan produksi. Produsen juga takut menaikkan harga, takut produksinya tidak terserap pasar. Jadi tidak mungkin semena-mena menaikkan harga.
Produsen pasti makin kreatif, mencoba memberikan nilai tambah produk dari aspek yang tidak menjadikan harga naik, seperti aspek disain, model dan aplikasi yang menarik. Karena mereka tahu, sebisa mungkin masih harus menyajikan produk yang terjangkau.
Produsen juga hati-hati dalam mengkomunikasikan harga ke pengecer. Produsen juga ingin membangun pengertian bersama, bahwa produsen dan pengecer harus bisa saling memahami dampak kenaikan harga.
Demikian juga pedagang bahan produksi, selama harga pabrik ngga naik, harga bahan juga cenderung tetap. Kalaupun naik pasti perlahan dan bertahap. Sektor hulu cenderung menaikkan harga bertahap.
Dari Sisi Makro
Dampak kenaikan harga BBM adalah berantai. Semua kena dampaknya. Kenaikan harga terjadi di semua komoditas. Namun semua juga sedang menuju KESEIMBANGAN BARU. Karena pada dasarkan ekonomi tidak akan berhenti. Inflansi juga pasti terjadi. Semua hanya ganti harga saja, namun ada shock disini, dan butuh waktu untuk pulih.
Namun ada sedikit penggembira, jika naik bulan Juni, kita bisa agak sedikit tidak perlu khawatir, karena bulan Juli- Desember adalah bulan belanja pemerintah. Artinya, ekonomi sudah pasti berjalan. Ingat, pertumbuhan eknomi kita sangat tergantung dari belanja pemerintah.
Kita wajib bertahan sampai event LEBARAN 2008 (bulan Oktober), karena disini tidak ada lagi pengaruh kenaikan harga BBM, semua pasti terlena dengan event belanja lebaran.
Kenaikan harga BBM bukanlah Lonceng Kematian, HUKUMNYA WAJIB KITA HARUS BERTAHAN.
Salam sukses
Rosihan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment