Re-launching SAQINA.COM

Re-launching SAQINA.COM
Bisnis online sering dibayangkan mudah. Namun kami ingin mengelolanya sebaik toko-toko offline kami.

Thursday, June 5, 2008

Menyekolahkan Anak Cara Enterpreneur

Bulan ini adalah musim pening kepala para orang tua. Semua karena masalah sekolah anak. Semua masalah sekolah, ujungnya adalah masalah biaya, masalah uang. Mulai dari uang pendaftaran, uang seragam,uang bulanan, uang transport, uang eskul, uang jajan, dan sederet uang pernik-pernik lainnya.

Jika dihitung dalam 1 tahun biaya operasional sekolah, seringkali kita terkaget-kaget, apalagi jika kita menghitungnya sangat detil, setiap potensi pengeluaran yang terkait dengan sekolah kita coba hitung. So what gitu loh ….

Pernah dengar cerita seperti ini ?

“Oh ..si Doktor Budi itu anaknya tukang sayur loh, dulu bapaknya kerja sejak dinihari demi menyekolahkan anaknya …”

“Oh si Insinyur Tono itu anaknya tukang becak loh, bapaknya mbecak sambil jualan rokok, ibunya tukang cari daun jati yang tiap pagi dijual ke pasar. Anaknya 5 sarjana semua, semua jadi orang sukses …”

“Oh si Dokter Andi itu dari kecil sudah yatim. Ayahnya meninggal ketika dia balita. Ibunya yang janda bekerja serabutan, buka warung makan, sampai bisa menyekolahkan 3 anaknya. Dua orang jadi dokter dan seorang nerusin warung makan. Sekarang malah sudah punya restoran….”

“Oh ..si Agus itu bapaknya bengkel kecil, dulu kecilnya Agus setiap hari bantuin bapaknya. Sekarang di punya pabrik spare part motor … alhamdulillah, bapak-nya mati-matian nyekolahin dia “

Ketiga cerita tadi, tidak lain intinya adalah cerita perjuangan. Semua orang tua mereka adalah pejuang-pejuang yang mempunyai cita-cita sederhana, namun jelas. Yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya, dengan segala daya upaya penuh kepasrahan kepada Sang Kuasa.

Cerita seperti diatas adalah buah dari enterpreneurship. Sebuah kewirausahaan yang alami, yang ndheso, yang katro’, yang gak banyak omong dan wacana. Sebuah kewirausahaan yang Reason dan Dream-nya diperoleh dari keheningan desa, dan pemahaman atas hakekat kehidupan yang lebih alami. Reason-nya simpel, tapi kuat, fundamental, sehingga Dream-nya MASIF ! bukan pepesan kosong !

“aku gak kepingin anak-ku mbecak, cukup aku aja sing mbecak”

“wis, cukup aku saja sing lulusan SD, anak-ku harus sekolah tinggi”

“ngga perduli rumah gedek, setiap hari ngontel ke pasar, sing penting anak-ku sarjana!”

“nak, walaupun ibu cuman mantri desa, kamu harus jadi dokter, supaya orang-orang desa ini bisa kita bantu lebih baik …”

Mereka menemukan Reason & Dream yang Sederhana namun Fundamental, bukan secara instant! Bukan karena Seminar Cepat Kaya, bukan karena buku Jalur Cepat Kaya, tetapi karena berhasil memahami keadaannya saat itu, dan mencoba berpikir sederhana tentang hakekat kehidupannya. Mencoba menuliskan mimpi sederhana tentang anak-anaknya. Namun dahsyat dalam implikasi kehidupannya.

Jadi, kalau kita sudah punya tekad menyekolahkan anak-anak kita, setinggi-tingginya, enterpreneurship adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh. Hitungan linier atas penghasilan kita perbulan sangat muskil bisa meraih impian itu. Namun enterpreneurship bisa memberikan peluang penghasilan yang eksponensial, walau kadang bisa seperti gelombang amplitudo yang naik turun.

Bagi yang masih sulit mencari Reason dan Dream untuk terjun ke dunia Enterpreneur, bangunlah di tengah malam, pandangi anak-anak kita dalam lelap tidurnya, pandangilah wajah-wajah tanpa dosa itu, bermunajatlah kepada Sang Kuasa, temukan hakekat amanah yang sesungguhnya atas kehadiran anak-anak kita, temukan tanggung jawab apa yang diwajibkan ke kita atas anak-anak kita …. Semoga Reason dan Dream itu dihadirkan oleh Sang Kuasa

“Duh Gusti Alloh, sekarang yang penting aku usaha halal apa aja, yang penting anak-anakku bisa sekolah tinggi, jadi manusia yang Kamu kehendaki ……., berkahi semua langkah usahaku ” sang enterpreneur mengakhiri doa dalam sujudnya.

[tulisan ini saya persembahkan untuk Ayahku H. Ridwan Bakar, seorang enterpreneur, hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR). Mulai berwirausaha sejak umur 10 tahun, menjadi pedagang asongan rokok diperempatan. Menjadi pedagang busana dari mulai lapak sampai toko dipasar tradisional Jombang Jatim sejak tahun 1949-1994. Ya Alloh, ampuni segala dosa Ayahanda, ketika dalam setiap usahanya membesarkan kami. Amin]

Salam
Rosihan

No comments: